Selasa 13 Feb 2018 06:03 WIB

MUI Minta Umat Islam tak Terprovokasi Isu Viral

Penyerangan bisa terjadi dimana-mana

Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin memberikan pendapat dalam perrtemuan MUI dan ketua DPR RI   di kantor MUI, Jakarta, Selasa (6/2).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin memberikan pendapat dalam perrtemuan MUI dan ketua DPR RI di kantor MUI, Jakarta, Selasa (6/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  SURABAYA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau agar masyarakat Indonesia tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang viral melalui broadcast media sosial (medsos).

Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin menilai pelaku penyerangan di Gereja St Lidwina, Bedog, Sleman, Yogyakarta, pada Ahad (11/2) kemarin, telah terdorong oleh provokasi isu viral di medsos.

"Kalau betul pelakunya adalah seorang yang sehat, pastinya dia sudah terprovokasi oleh isu-isu yang dibangun melalui medsos," katanya saat berkunjung ke Masjid Arif Nurul Huda di lingkungan Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim), di Surabaya, Senin (12/2).

MUI, katanya menegaskan, tidak membenarkan upaya penyerangan dan perusakan tempat ibadah. "Kita harus saling menghormati dan saling menjaga. Tidak dibenarkan saling melukai," ujarnya pula.

Di tengah deras arus informasi melalui medsos, menurut dia, pelaku penyerangan tempat ibadah seperti yang terjadi di Sleman, Yogyakarta bisa terjadi di mana-mana. Dia menduga ada upaya adu domba dari isu-isu yang viral di medsos.

"Ketika ada peristiwa yang terjadi sebelumnya, isu-isunya kemudian dibesar-besarkan. Diviralkan seakan ulama dianiaya. Itu kan namanya memprovokasi. Kemungkinan juga ada upaya adu domba. Karena kebanyakan yang diviralkan peristiwanya tidak ada. Itu kan berarti ada upaya provokasi agar umat itu marah," katanya.

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu mengimbau agar masyarakat lebih waspada, khususnya harus bisa memilah-milah isu yang viral di medsos. Dia meyakini polisi juga telah mengantisipasi kejadian serupa seperti penyerangan di Gereja St Lidwina, Bedog, Sleman, Yogyakarta yang didorong oleh isu-isu viral berkembang di medsos agar tidak terjadi di tempat lain.

"Tapi kan tidak mungkin polisi bisa mengawasi semuanya. Harus ada kesadaran dari masyarakat," katanya lagi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement