Rabu 21 Feb 2018 22:15 WIB

Penyerangan Ulama Secara Berulang Dinilai Bukan Kebetulan

Aksi teror dan penyerangan terhadap siapa pun tidak dapat dibenarkan.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Karta Raharja Ucu
Para pelayat tengah menyolatkan Ustaz Prawoto yang meninggal akibat dianiaya di mesjid Al Muhajirin Jalan Burujul, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Kamis (1/2)
Foto: Republika/fauzi Ridwan
Para pelayat tengah menyolatkan Ustaz Prawoto yang meninggal akibat dianiaya di mesjid Al Muhajirin Jalan Burujul, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Kamis (1/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maraknya kasus teror dan penyerangan terhadap tokoh agama dan rumah ibadah telah menarik perhatian berbagai pihak. Khususnya, berbagai organisasi masyarakat (ormas) Islam yang ada di Indonesia. Sekjen Pengurus Besar Mathla'ul Anwar, Oke Setiadi, berpendapat, aksi teror dan penyerangan terhadap siapa pun tidak dapat dibenarkan. Apalagi, jika itu dilakukan terhadap mereka yang menjadi pelopor perubahan ke arah kebaikan di tengah masyarakat.

Sejumlah pelaku penyerangan yang diduga mengalami sakit jiwa telah diamankan pihak kepolisian. Namun, pihak kepolisian belum berhasil mengungkap pemicu di balik penyerangan tersebut.

Oke mengatakan, ia belum mengetahui secara pasti apakah penyerangan tersebut sudah dirancang oleh pihak tertentu atau hanya kebetulan. Ia menilai, jika penyerangan tersebut terjadi hanya sekali biasanya hal itu tidak disengaja.

"Tetapi jika berulang-ulang sulit kita mengatakan bahwa ini kebetulan," kata Oke, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Rabu (21/2).

Menanggapi berbagai kasus teror terhadap ulama, Oke mengungkapkan pengurus besar Mathla'ul Anwar telah mengadakan rapat pleno untuk membahas terkait itu pada Sabtu (17/2) lalu di Banten. Dari hasil rapat tersebut, ia mengatakan bahwa ormas Islam tersebut akan meningkatkan keamanan para ulama Mathla'ul Anwar, khususnya di daerah-daerah. Selain itu, Mathla'ul Anwar menurutnya akan berperan aktif untuk menjalin komunikasi dengan para pimpinan aparat penegak hukum agar masalah tersebut tidak berlarut-larut.

Seperti diketahui, aksi teror dan penyerangan terhadap ulama terjadi belakangan ini. Di Jawa Barat, penyerangan dilakukan oleh pelaku diduga sakit jiwa terhadap KH. Umar Basri di Bandung. Tak lama berselang, penyerangan oleh orang gila telah menewaskan Komandan Brigade PP Persis Ustaz Prawoto di Bandung. Baru-baru ini, penyerangan oleh orang gila menimpa KH. Hakam Mubarok di Ponpes Muhammadiyah Paciran Lamongan. Selain itu, beberapa kediaman ulama dan masjid juga mendapat teror berupa simbol seperti tanda silang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement