REPUBLIKA.CO.ID,MONACO -- Masa depan Arsene Wenger di Emirates Stadium kembali jadi sorotan. Kekalahan atas Manchester City di partai final Piala Liga membuat seluruh suporter the Gunners naik pitam. Akhirnya, Rumor pemecatan pria asal Prancis tersebut kembali meroket.
Kiprah Wenger bersama Arsenal begitu merosot dalam dua musim terakhir. Pasukan Gudang Peluru terlempar di perebutan tiket Liga Champions tahun lalu dan menjalani situasi yang sama pada periode ini. Bahkan the Gunners tak mampu bersaing dengan saudara sekota Tottenham Hotspur yang bertengger di tempat kelima klasemen Liga Primer Inggris musim 2017/2018.
Kabar pemecatan Wenger memang kerap berdesing di telinga para penggemar, namun lagi-lagi pihak manajemen Arsenal enggan menjatuhkan talak kepada sang kakek 68 tahun. Apabila merujuk dari berbagai catatan kiprah eks pelatih Nagoya Grampus Eight bersama Arsenal sudah harus berhenti sampai di sini. Sedih, tapi itulah hidup yang harus terus dijalani oleh Wenger.
Wenger setidaknya harus lebih menurunkan ego dari dongeng legacy pada musim 2003/2004. Tak terkalahkan selama 38 pertandingan dan mempersembahkan gelar Liga Primer itu merupakan prestasi yang bagus di turnamen super sibuk. Tapi, yang patut diingat bahwa setelah musim heroik tersebut Wenger dan Arsenal tak ubahnya seperti kapal Titanci yang tergores bongkahan batu dari gunung es. Menuju karam.
Andai Wenger memang mencintai klub asal London Utara dan tak ingin melihat Arsenal karam seperti kapal Titanic maka ia seharusnya memberikan keputusan perihal masa depannya.
Perasaan yang sama juga dipersentasikan oleh legenda Arsenal, Ian Wright. Dirinya meminta manajemen klub untuk mempertimbangkan masa depan Wenger. Wright menilai, kejeniusan Wenger dalam meracik skuat sudah tidak lagi cocok dengan iklim sepak bola modern.
"Saya tidak tahu apakah mungkin Wenger akan keluar akhir musim nanti. Namun saya pikir perjalanan Arsenal yang selama ini biasa-biasa saja harus dihentikan," kata Wright kepada BBC Radio 5, Selasa (27/2).
Mantan pemain timnas Inggris ini menambahkan, the Gunners perlu mencari pelatih yang bukan berasal dari G1 (generasi pertama/tua). Menurutnya, sudah saatnya Arsenal memikirkan keberlanjutan dengan meminang juru taktik muda. "Arsenal membutuhkan seseorang yang mudah untuk memimpin para pemain. Banyak orang mengatakan Carlo Ancelotti karena pengalamannya. Tapi dia dari generasi lama. Bagi saya Mauricio Pochettino adalah sosok yang tepat," jelas dia.
Keinginan Wright nampaknya bakal terealisasi, sebab Arsenal tengah dikait-kaitkan dengan manajaer muda namun bukan dari rival sekota (Mauricio Pochettino) melainkan bos AS Monaco Leonardo Jardim. Jardim telah membangun Monaco sebagai sebuah tim besar dalam kurun waktu empat tahun. Ia diprediksi pantas melanjutkan tugas Wenger bersama London Merah.
Terlebih ada kemiripan antara Jardim dan Wenger yakni dari segi bisnis, keduanya sama-sama mampu menguntungkan pemasukan tim. Pola kerja dan ide Jardim di Monaco begitu cemerlang. Ia mau bekerja bersama pemain muda, mengembangkan bakat pesepak bola muda, dan mengangkat mereka ke level tertinggi.
Tahun 2015, Monaco membuat rekor penjualan pemain hingga 200 juta euro, tentu hal ini bisa menjadi minat utama pemilik Arsenal. Salah satu penjualan termahal pertama mereka adalah Anthony Martial ke Manchester United dengan banderol bersih mencapai 80 juta euro. Setelah itu, Si Merah Putih kembali bergelimang harta usai melepas striker muda terbaik Kylian Mbappe ke Paris Saint-Germain (PSG) dengan mahar 180 juta euro, nilai yang sangat fantastis.
Sebagaimana dilansir Independet, Rabu (28/2) Leonardo Jardim dikabarkan siap mengambil alih Arsenal. Terlebih entrenador asal Portugal ini sangat ingin menjalani tantangan baru setelah menghabiskan empat tahun di Stadion Stade Lousi II.