REPUBLIKA.CO.ID, TASHKENT -- Seorang wartawan di Uzbekistan yang dipenjara selama hampir dua dasawarsa karena tuduhan menghasut telah dibebaskan. Hukuman penjara itu diketahui yang paling lama dialami seorang reporter.
Dilansir di The New York Times, pekan lalu, wartawan tersebut adalah Yusuf Ruzimuradov (64 tahun). Dia adalah wartawan yang bekerja untuk sebuah surat kabar yang dilarang pemerintah Uzbek. Dia telah ditahan sejak tahun 1999.
"Senang mendengarnya. #journalist Yusuf Ruzimuradov dibebaskan dari penjara #Uzbekistan," demikian bunyi Twitter dari seorang divisi Eurasia dari kelompok advokasi Komite Melindungi Wartawan. Kelompok tersebut mengatakan dia telah ditahan lebih lama dari orang lain di dunia. Yusuf dipidana dalam pengadilan yang berlangsung cepat.
Peneliti Asia Tengah untuk Human Rights Watch Steve Swerdlow menghargai keputusan pembebasan tersebut. "Saya mendapat pesan Skype yang akan saya hargai. Pemerintah Uzbekistan akhirnya membebaskan jurnalis Yusuf Ruzimuradov setelah 19 tahun penjara," kata dia.
Masyarakat Hak Asasi Manusia Uzbekistan yang dikenal sebagai Ezgulik mengatakan Ruzimuradov sebenarnya telah dibebaskan dari sebuah koloni hukuman di kota Chirchik, dekat ibu kota Uzbek, Tashkent pada 22 Februari. Namun pengumuman kebebasannya ditunda dan alasannya sampai saat ini pun belum jelas.
Agence France-Presse mengutip seorang pejabat Ezgulik, Abdurakhmon Tashanov, mengatakan dalam sebuah pesan email Ruzimuradov saat ini dalam keadaan baik. Negara Asia Tengah Uzbekistan telah lama dikenal sebagai salah satu negara yang paling tertutup dan otoriter yang muncul setelah keruntuhan Uni Soviet.Namun dalam beberapa tahun terakhri, tingkat keparahan represi telah sedikit berkurang.
Ruzimuradov dipenjara selama pemerintahan Presiden Islam Karimov, seorang otokrat yang tidak mentoleransi perbedaan pendapat dan membungkam media berita selama hampir tiga dasawarsa berkuasa. Karimov meninggal pada 2016 dalam usia 78 tahun.
Di bawah penggantinya, Shavkat Mirziyoyev yang merupakan perdana menteri pada masa kepemimpinan Karimov, setidaknya 20 tahanan politik, termasuk wartawan dan aktivis hak asasi manusia telah dibebaskan. Mereka termasuk seorang editor dan rekan Ruzimuradov, Muhammad Bekjanov yang dibebaskan tahun lalu.