REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman bertemu dengan Kepala gereja Anglikan di Inggris pada Kamis (8/3). Dalam pertemuan tersebut Mohammed berjanji untuk mempromosikan dialog antaragama sebagai bagian dari reformasi domestiknya.
Uskup Agung Canterbury Justin Welby, pemimpin spiritual Komuni Anglikan jutaan orang Kristen di seluruh dunia, menerima putra mahkota di Lambeth Palace di London tengah. Keduanya berbincang selama satu jam. "Putra Mahkota membuat komitmen yang kuat untuk mempromosikan berkembangnya tradisi keyakinan yang berbeda, dan dialog antar agama di dalam dan di luar, kerajaan," ujar sebuah pernyataan dari Istana Lambeth.
Uskup Agung juga menyampaikan keprihatinannya tentang adanya batasan terkait ibadah Kristen di Kerajaan Arab Saudi. Ia juga menyoroti pentingnya pemimpin semua agama untuk mendukung kebebasan beragama atau berkeyakinan.
Welby juga menyuarakan kegundahannya atas situasi kemanusiaan di Yaman dimana 10 ribu orang telah meninggal akibat perang yang dipimpin koalisi Saudi. Protes atas perang Yaman ini cukup mengejutkan karena putra mahkota mendapatkan sambutan hangat dari pemerintah Inggris selama kunjungannya.
Hari pertama kedatangannya, Pangeran Mohammed bertemu dengan Ratu Elizabeth untuk makan siang. Dalam sebuah pertemuan dengan Perdana Menteri Theresa May, kedua negarasepakat untuk meningkatkan hubungan perdagangan sebesar 90,30 miliar dolar AS.
Mohammed bin Salman melakukan kunjungan resmi ke Inggris untuk mempromosikan Arab Saudi sebagai ekonomi modern yang toleran. Selain itu, untuk membangun hubungan perdagangan dan investasi baru yang lebih luas dengan Inggris. Inggris merupakan sekutu pertahanan dan keamanan jangka panjang.
Mempromosikan bentuk Islam yang lebih moderat adalah salah satu janji yang dibuat oleh Pangeran Mohammed di bawah rencana untuk mengubah Saudi dan mengurangi ketergantungan kerajaan tersebut pada minyak.