REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Kepolisian Myanmar telah memulai penyelidikan terhadap pembunuhan dua pria yang menurut sejumlah warga tampaknya ditembak di kepala. Penembakan dilakukan setelah pria itu ditahan oleh tentara di wilayah utara yang didera konflik.
Para warga mengatakan kedua pria itu berasal dari kelompok petani etnik Kachin, yang tinggal di tempat-tempat penampungan bagi orang-orang yang kehilangan tempat tinggal karena konflik di Maing Hkawng.
Maing Hkawng adalah desa yang terletak sekitar 30 kilometer dari perbatasan Myanmar dengan Cina. Lebih dari 100 ribu warga terpaksa mengungsi dari desa-desa mereka sejak gencatan senjata antara militer Myanmar dan Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) buyar pada 2011.
Konflik di wilayah utara itu terpisah dengan krisis Rohingya, yang berasal dari negara bagian Rakhine di wilayah barat. Namun operasi militer juga dituding melakukan kekerasan serupa terhadap para warga sipil.
Warga Kachin bernama Hpaugan Yaw (65 tahun) dan Nhkum Naw San (35 tahun) hilang setelah mereka dibawa pergi oleh militer pada 31 Januari.
Sebuah tim pencarian yang dibentuk warga sipil pada Kamis menemukan sebuah kuburan dangkal yang berisi dua jenazah di hutan dekat Maing Khawng di kota praja Mansi, negara bagian Kachin.
Pihak berwenang kemudian mendatangi kuburan itu pada Jumat dan seorang dokter melakukan otopsi terhadap kedua jenazah. "Kasus itu telah dicatat di kantor polisi Mansi di bawah bab 302 (Kitab UU Hukum Acara Pidana Myanmar), dakwaan pembunuhan," kata Thura Myo Naung, juru bicara kepolisian negara bagian Kachin.
Ia menolak memberikan keterangan lebih lanjut selain bahwa kepolisian masih melakukan penyelidikan.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan dalam pernyataan yang dipasang di laman Facebook-nya bahwa jenazah-jenazah itu telah "mengalami luka dalam pada bagian pipi kiri" dan bagian belakang kepala mereka "meledak".
Kedua pria itu menghilang ketika sedang menggiring kerbau. Juru bicara militer Myanmar Mayor Jenderal Tun Tun Nyi menolak memberikan komentar soal kasus tersebut.
Fortify Rights menyuarakan kekhawatiran bulan lalu soal nasib kedua pria itu dan mengutip dua saksi yang mengatakan bahwa mereka melihat tentara-tentara menangkap kedua pria tersebut. Satu saksi mengatakan tentara berupaya memasukkan seragam KIA ke tubuh kedua orang itu.