REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan, terjadi penurunan pertumbuhan penjualan eceran di awal tahun ini. Hal itu berdasarkan Survei Penjualan Eceran BI pada Januari 2018.
Dalam survei tersebut, terlihat Indeks Penjualan Riil (IPR) yang terkontraksi sebesar 1,8 persen year on year (yoy). Sebelumnya, pada Desember 2017, IPR tumbuh sebesar 0,7 persen yoy.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman pun mengakui, pada Januari memang terjadi penurunan penjualan. Bahkan penurunan terjadi hingga Februari. Januari memang siklus rendah untuk mamin (makanan dan minuman). Siklus rendah juga di Februari," ujar Adhi kepada Republika.co.id, Senin, (12/3).
Meski begitu, ia mengatakan, memasuki Maret mulai terlihat ada pertumbuhan. "Awal Maret mulai terlihat kenaikkan," katanya.
Sebelumnya, BI memperkirakan, penjualan eceran akan kembali meningkat pada Februari 2018. Dengan pertumbuhan IPR mencapai satu persen yoy.
BI memprediksi, perbaikan penjualan eceran didorong peningkatan penjualan kelompok makanan, minuman, tembakau, sandang, suku cadangan, aksesori, serta lainnya. Sedangkan penjualan kelompok durable goods diperkirakan masih relatif terbatas.