REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak sulit melacak keberadaan Islam di Semenanjung Korea. Sejarah mencatat, Islam masuk ke kawasan ini sekitar pertengahan hingga akhir abad ketujuh. Islam dibawa oleh pedagang Muslim yang melintasi daerah kekuasaan Dinasti Tang di Cina dan menjalin komunikasi dengan Kerajaan Silla di Korea.
Pada 751 Masehi, jenderal Cina keturunan, Goguryeo Gao Xianzhi, memimpin Perang Talas bersama Dinasti Tang melawan khalifah Abbasiyah, kendati kalah. Namun, sumber yang dapat dibuktikan menyatakan kehadiran Islam di Korsel pada abad kesembilan saat Kerajaan Silla masih bersatu.
Korsel ketika itu kedatangan navigator dan pedagang dari Persia dan Arab. Menurut ahli geografi Muslim Persia abad kesembilan, yaitu Ibnu Khordadbeh, banyak dari mereka yang menetap di Korsel dan mendirikan desa- desa komunitas Muslim.
Pemukim yang menetap di Korsel banyak berasal dari Irak dan dipimpin oleh Hasan Raza. Bukti lain ditunjukkan dengan adanya komunitas Muslim Timur Tengah di Silla adalah patung-patung penjaga istana dengan karakteristik khas Persia.
Pada 1154, Korsel masuk dalam atlas dunia yang disusun oleh seorang ahli geografi Muslim, yakni Muhammad al-Idris, dalam karyanya yang diberi nama Tabula Rogeriana. Peta dunia tertua yang dicetuskan di Korsel, yaitu Kangnido, menarik perhatiannya tentang wilayah barat dan geografi Islam.
(Baca: Meningkatnya Populasi Muslim di Korea)