REPUBLIKA.CO.ID, PARIT MALINTANG -- Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan pondok pesantren, masjid dan mushala merupakan tempat pembentukan karakter bangsa.
"Jadi kuat atau tidaknya Indonesia terletak di tempat-tempat itu," kata dia saat mengunjungi pondok pesantren Nurul Yaqin Ringan-ringan di Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Jumat (16/3).
Kekuatan tersebut karena tempat-tempat itu sejak dulu menjadi pemersatu rakyat Indonesia sehingga dapat meminimalkan pertikaian antaretnis di Republik ini. Apalagi, lanjutnya, negara ini terdiri dari 714 etnis sehingga berpeluang terjadi pertikaian karena hasutan.
"Hal tersebut telah terjadi di Afghanistan yang hanya terdiri dari tujuh etnis, namun dihasut oleh pihak-pihak berkepentingan sehingga terjadi perperangan hingga sekarang," katanya.
Ia mengatakan perang tersebutlah yang ditakutkan di Indonesia karena dapat merusak keutuhan negara dan merugikan rakyatnya. Hal itu telah diperingatkan oleh Presiden Afghanistan saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke negara itu beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu ia meminta pimpinan pondok pesantren untuk terus menanamkan jiwa cinta tanah air terhadap santrinya, dan mengimbau semua pihak tidak meragukan Pancasila. Ia menyatakan meskipun saat ini Indonesia diserang oleh berbagai hal mulai dari narkoba, perdebatan ideologi, pencemaran Undang-undang untuk kepentingan kelompok, sampai pada korupsi namun rakyat Indonesia harus percaya terhadap kekuatan Pancasila sehingga tidak mudah dihasut.
"Apabila kita mudah dihasut maka Indonesia akan hancur karena dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin menguasai kakayaan alam negara ini," ujarnya.
Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni mengatakan pondok pesantren Nurul Yaqin Ringan-ringan merupakan salah satu pesantren besar dan berpengaruh di kabupaten itu. "Alumninya telah tersebar ke sejumlah daerah di Indonesia," ujar dia.
Kehadiran Moeldoko ke Padang Pariaman akan berdampak positif terhadap pembangunan daerah itu, santri pesantren, dan keutuhan Indonesia. Ketua Yayasan El-Imraniyah, Idarussalam menyebutkan saat ini jumlah santri di pondok pesantren tersebut sekitar 900 orang. Dalam pelajarannya selalu menekankan kecintaan terhadap Pancasila.