Ahad 25 Mar 2018 18:16 WIB

E-sport Jadi Perhatian Kemenpora

Inilah olahraga zaman now yang digemari generasi milenial saat ini.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
E sports competition Dota2  yang digelar 17-18 Maret di ICE  BSD,  Tangerang Banten dibanjiri penonton. Sebanyak 8.000 tiket untuk dua hari kegiatan ludes terjual.
Foto: Cahyadi/Mahaka Sport
E sports competition Dota2 yang digelar 17-18 Maret di ICE BSD, Tangerang Banten dibanjiri penonton. Sebanyak 8.000 tiket untuk dua hari kegiatan ludes terjual.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Teknologi digital terus berkembang. Banyak jenis pekerjaan baru yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan kini bermunculan, demikian halnya dengan olahraga. Ketika digitaliasi dan internet sudah berkembang dengan pesat muncul sebuah cabang olahraga baru yang bernama e-sport atau elektronik sport. Inilah olahraga zaman now yang digemari generasi milenial saat ini.

Perkembangan e-sport sebanding dengan peningkatan kecepatan internet. Dalam perkembangannya, cabang olahraga yang berbasis game online ini akan menggelar ekshibisi dalam pesta olahraga terbesar di benua Asia, Asian Games 2018 mendatang.

Bahkan baru-baru ini Mahaka Media dipercaya oleh Global Electronic Sport Championships (GESC)  untuk menggelar ajang Esport Competition Dota2. Acara ini selain diikuti oleh peserta dari mancanegara, juga memperebutkan hadiah hingga ratusan ribu dolar Amerika.

Selain itu yang tidak kalah penting, acara ini juga dibanjiri ribuan penonton yang sebagian besar generasi milenial. Sebanyak 8.000 lembar tiket untuk dua hari pertandingan habis terjual, padahal harga tiket dibanderol 400 ribu untuk tribun, dan satu juta untuk kelas VIP.

Melihat masa depan olahraga ini, pemerintah tidak tinggal diam. Melalui Deputi Tiga Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang dipimpin oleh Raden Isnanta, e-sport juga mendapat perhatian khusus. Kemenpora bahkan memiliki rencana jangka panjang mengenai cabor zaman now ini.

“Sebelumnya mana ada yang akan menyangka sebuah permainan berbasis game online ini bisa menjadi cabang olahraga yang banyak digandrungi anak muda, serta ada pertandingan internasionalnya. Bahkan nanti agak menjadi nomor ekshibisi pada Asian Games 2018, serta ke depannya akan dodorong dimainkan juga pada ajang Olimpiade,” kata Isnanta.

Olahraga ini tidak sekadar menggerakkan ujung jari. Menurut Isnanta, untuk bisa menjadi pemain e-sport yang berprestasi, juga harus memiliki kesehatan dan kekuatan fisik.

“Seperti permainan catur yang sudah memiliki Olimpiade sendiri, walau kelihatannya hanya mengerakkan bidak catur, tetapi untuk bisa bermain bagus kita butuh kesehatan dan stamina tubuh yang bagus. Jika permainan berlangsung dalam waktu lama, maka stamina nantinya yang akan menentukan siapa yang jadi pemenang. Demikian halnya dengan e-sport yang juga butuh kebugaran untuk bisa berprestasi,” kata dia.

Isnanta mengingatkan prang-orang untuk tidak melihat olahraga ini saat dimainkannya saja, melainkan persiapan untuk mengikui pertandingan. Dipastikan, kata Isnanta, ada upaya untuk menjaga tubuh sehat dan bugar saat bermain.

Bentuk perhatian pemerintah terhadap dengan berupaya memasukkan permainan olahraga tradisional Indonesia dalam game online yang dimainkan generasi milenial yang sangat bergantung dengan gawai ini.

“Permainan tradisonal asli Indonesia seperti egrang, tarik tambang, panjat pinang, gebuk bantal dan lain-lain, dibuatkan programnya untuk masuk jadi permainan game online. Jika dibuat semenarik mungkin maka ini akan membuat generasi saat ini menyukai dan memainkan secara online. Setelah mereka memainkan secara online, pasti mereka akan mencari tahu permainan sesungguhnya di dunia nyata. Ini salah satu upaya kita mengembangkan e-sport," bebernya.

Ia menegaskan, tidak ada yang bisa melawan perkembangan teknologi. Menurut dia, olahraga tradisional dan teknologi tak harus dibenturkan. Justru, menurut dia, olahraga tradisonal itu yang harus memanfaatkan teknologi.

"E-sport akan menjadi olahraga masa depan, jangan sampai Indonesia tertinggal," tegasnya.

Sebelumnya pada ajang Asian Indoor and Martial Art Games (AIMAG) tahun 2017 yang digelar di Asghabat, Turkmenistan, sosialisasi cabang olahraga e-sport ini juga sudah dilakukan.  

Langkah pemerintah untuk mendukung perikembangan olahraga e-sport ini juga harus mendapat dukungan dari pihak lainnya. Untuk menciptakan pemain e-sport yang bisa bersaing, harus diperbanyak kejuaraan di dalam  negeri, agar saat tiba saatnya nanti nomor ini dimainkan di ajang Olimpiade, Indonesia sudah memiliki pemain yang dapat bersaing. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement