REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Dua kota di Sumatera Selatan (Sumsel) Kota Palembang dan Kota Prabumulih pada 2018 mendapat tambahan sambungan jaringan gas kota. Tahun ini Kota Palembang misalnya, mendapat 4.315 sambungan gas rumah tangga atau SR.
Untuk pembangunanan penambahan SR tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Wali Kota Palembang dengan Direktorat Jendral Minyak dan Gas (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pekan lalu. Hal itu disampaikan Pejabat sementara (Pjs) Wali Kota Palembang Akhmad Najib, Senin (26/3), usai meresmikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 104 Palembang.
Untuk pembangunan jaringan gas kota tersebut menurut Akhmad Najib akan dipasangan di kawasan Seberang Ulu (SU). Untuk pemerataan jaringan gas akan dibangun pada empat kecamatan di kawasan seberang. Sudah lama Pemerintah Kota Palembang menginginkan warga di Seberang Ulu dapat menikmati jaringan gas alam.
"Alhamdulillah, tahun ini akan terwujud," ujarnya.
Pemerintah Kota Palembang pada Mei 2017, telah mengajukan permohonan penambahan jaringan gas rumah tangga kepada pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral sebanyak 3.000 SR. Ternyata dari hasil survei konsultan Palembang mendapatkan 4315 SR.
"Kemudian pada Desember 2017 Pemerintah Kota Palembang kembali mengajukan permohonan untuk penambangan sebanyak 6.000 SR," kata Akhmad Nasib.
Bantuan yang sama juga diperoleh Kota Prabumulih dari Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM). Penambahan SR tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Wali Kota Prabumulih dengan Direktorat Jendral Minyak dan Gas (Ditjen Migas) Kementerian ESDM.
Kota Prabumulih tahun ini akan mendapat tambahan sambungan gas rumah tangga yaitu sebanyak 6.000 SR. "Prabumulih menjadi daerah nomor dua mendapat tambahan sambungan gas rumah tangga setelah Kabupaten Pasuruan sebanyak 6.314 SR," kata Pejabat sementara (Pjs) Wali Kota Prabumulih Richard Cahyadi.
Menurut Richard Cahyadi, sejak 2012 warga Kota Prabumulih sudah memanfaat gas alam yang terhubung ke rumah warga. Menurutnya, pada 2012 Kota Prabumulih mendapat alokasi 4.650 SR. Kemudian 2014 kembali mendapat tambahan 2.000 SR dan pada 2016 sebanyak 3.200 SR. Pemerintah telah menetapkan Kota Prabumulih sebagai sebagai kota percontohan gas kota di Indonesia.
Dengan tambahan jaringan gas rumah tangga menurut Richard Cahyadi yang juga menjabat Kepala Kesbangpol Provinsi Sumsel akan meringankan beban ekonomi masyarakat. Sebab harga gas rumah tangga jauh lebih ekonomis dibanding dengan gas melon atau gas elpiji tiga kilogram yang sebelumnya dipakai warga.
Di Sumsel, selain Kota Prabumulih, jaringan gas kota juga sudah bisa dimanfaatkan warga Kota Palembang, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Kabupaten Ogan Ilir (OI) dan Kabupaten Muara Enin.
Khusus untuk Kota Prabumulih pemerintah melalui Kementerian ESDM merencanakan akan ada 32 ribu rumah tangga yang tersambung dengan jaringan gas kota. Untuk pasokan gas pemerintah menggandeng Pertamina Gas (Pertagas). Gas dipasok dari sumur gas milik PT Pertamina EP (Asset II).
Kementerian ESDM merencanakan jaringan gas kota di Prabumulih akan berjumlah 34.626 sambungan, dengan rincian 32 ribu sambungan berasal Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan 2.626 sambungan merupakan pengembangan investasi Pertamina.