Rabu 28 Mar 2018 13:25 WIB

Partai Serbia Keluar dari Pemerintahan Kosovo

Langkah ini bisa menjadi akhir dari masa jabatan Perdana Menteri Ramush Haradinaj.

Rep: Marniati/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri Kosovo Ramush Haradinaj.
Perdana Menteri Kosovo Ramush Haradinaj.

REPUBLIKA.CO.ID, PRISTINA -- Partai minoritas Serbia Kosovo menarik diri dari pemerintah Kosovo.Keputusan ini muncul sehari setelah polisi Kosovo menahan politikus senior Serbia Marko Djuric di Mitrovica.

"List Serbia akan menarik diri dari pemerintah dan lembaga-lembaga Kosovo," kata Pemimpin Serbia Kosovo Goran Rakic kepada wartawan pada konferensi pers.

Rakic membuat pengumuman ini setelah pertemuan dengan Presiden Serbia Aleksander Vucic di Beograd. Langkah ini bisa menjadi akhir dari masa jabatan Perdana Menteri Ramush Haradinaj.

Djuric, yang juga kepala perunding Beograd untuk Kosovo, telah mengabaikan larangan memasuki Kosovo dan dideportasi tak lama setelah penangkapannya. Peristiwa itu telah menimbulkan ketegangan antara Pristina dan Belgrade.

"Setelah serangan teroris terhadap orang-orang Serbia yang tidak bersenjata dan pejabat pemerintah Serbia, perwakilan Serbia di Kosovo tidak dapat tinggal diam," kata Rakic.

List Serbia memiliki empat menteri di pemerintahan saat ini di Pristina, yang dibentuk menyusul pemilihan umum pada 2017. Ini juga memiliki 10 deputi di Parlemen Kosovo.

Tanpa orang-orang Serbia dalam koalisi, Perdana Menteri Ramush Haradinaj dari Aliansi untuk Masa Depan Kosovo tidak memiliki mayoritas di parlemen. Sekarang tidak jelas apakah dia akan mencari sekutu baru atau dipaksa untuk mengadakan pemilihan.

Republik Kosovo secara sepihak menyatakan kemerdekaan dari Serbia pada 2008, tetapi Serbia masih mengklaimnya sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya sendiri. Pada 2013, kedua negara sepakat untuk menormalkan hubungan melalui pembicaraan yang dimediasi oleh Uni Eropa.

Diplomat utama Uni Eropa, Federica Mogherini, akan melakukan perjalanan ke Beograd untuk membahas masa depan perundingan Serbia-Kosovo.

Menteri Kosovo, Dalibor Jevtic, yang juga dari List Serbia, mengatakan keputusan untuk mundur dari pemerintah sudah bulat. "Harus ada tanggung jawab yang diambil untuk penggunaan kekuatan yang berlebihan dan untuk semua yang terjadi kemarin. Kami tidak akan lagi mendukung inisiatif pemerintah di Parlemen Kosovo," katanya.

Dia menambahkan bahwa tujuan penduduk Serbia adalah perdamaian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement