REPUBLIKA.CO.ID,"Bapak dan ibu sekalian, saya ini adalah orang desa, orang petani, dari keluarga yang sangat miskin," kata Perry Warjiyo kepada anggota Komisi XI DPR RI. Hal itu merupakan bagian dari pernyataan penutup paparan strategi dalam rangka uji kepatutan dan kelayakan Gubernur Bank Indonesia periode 2018-2023.
Perry juga menyampaikan kenangannya ketika mengikuti uji kepatutan dan kelayakan untuk posisi Deputi Gubernur BI lima tahun lalu. "Setelah tiga kali tidak berhasil (menjadi Deputi Gubernur BI) kami belajar banyak bagaimana berkomunikasi politik. Dan saya berterima kasih kepada bapak-bapak dan ibu-ibu yang lima tahun lalu mendukung saya jadi Deputi Gubernur BI," ujarnya.
Satu-satunya kandidat Gubernur BI yang diajukan Presiden Joko Widodo itu mengaku, telah melalui perjalanan karier selama 34 tahun di Bank Sentral. Perry mengaku, pengalaman tersebut ditambah dengan pengalaman menjabat Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) akan menjadi bekal untuk mengabdi pada negeri.
"Insya Allah kalau ini menjadi suatu amanah, akan kami tunaikan secara amanah, barokah, dan tentu saja dedikasi kami, seluruh hidup kami, akan kami baktikan tidak hanya untuk Bank Indonesia, tapi juga untuk kita bersama," ujar Perry.
Perry melalui uji kepatutan dan kelayakan yang relatif mulus di Komisi XI. Suasana hangat tercipta selama proses penyampaian pendapat. Bahkan, sejumlah anggota dewan menyampaikan telah meyakini Perry akan segera menjadi Gubernur BI.
Hal itu terbukti karena pengambilan keputusan di internal Komisi XI bisa terjadi melalui musyawarah mufakat. Artinya, seluruh fraksi telah menyatakan setuju pada sosok Perry. Kini, Perry hanya perlu menunggu keputusan rapat paripurna DPR yang rencananya akan digelar pada Selasa (3/4) mendatang.