Jumat 30 Mar 2018 05:15 WIB

Kondisi Putri Mantan Agen Rusia yang Diracun Membaik

Yulia Skripal sudah sadar dan dapat berbicara

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Hazliansyah
Polisi Inggris berjaga di dekat rumah seorang mantan agen intelijen Rusia, Sergei Skripal yang diserang dengan zat agen saraf.
Foto: Andrew Matthews/PA via AP
Polisi Inggris berjaga di dekat rumah seorang mantan agen intelijen Rusia, Sergei Skripal yang diserang dengan zat agen saraf.

REPUBLIKA.CO.ID, SALISBURY -- Yulia Skripal, putri mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal, membaik dengan cepat dan tidak lagi dalam kondisi kritis. Dia dan ayahnya dirawat hampir empat minggu lalu setelah diracuni menggunakan agen saraf di Salisbury.

Menurut laporan BBC, Jumat (30/3), Yulia Skripal sudah sadar dan dapat berbicara. Namun Rumah Sakit Salisbury District mengatakan, Sergei Skripal masih dalam kondisi kritis namun stabil.

Dokter mengatakan Yulia telah merespons dengan baik terhadap perawatan, tetapi terus menerima perawatan klinis ahli 24 jam sehari.

"Saya ingin sekali lagi berterima kasih kepada staf Rumah Sakit Salisbury District untuk memberikan perawatan berkualitas tinggi kepada pasien ini selama beberapa minggu terakhir. Saya sangat bangga dengan staf lini depan kami dan semua orang yang mendukung mereka." kata Dr Christine Blanshard, Direktur Medis untuk Salisbury District Hospital.

Meskipun dalam kondisi stabil, masih belum diketahui dampak jangka panjang yang dialami oleh Yulia. Sementara itu polisi telah menempatkan pasukan polisi di sekeliling area bermain anak-anak di Montgomery Gardens dekat rumah Skripal.

"Petugas akan melakukan pencarian sebagai tindakan pencegahan," kata Wakil Asisten Komisaris Dean Haydon.

Kedua korban dirawat di rumah sakit pada 4 Maret setelah ditemukan ambruk di bangku di pusat perbelanjaan Maltings di Salisbury. Pada hari Rabu (28/3), polisi mengatakan Skripal pertama kali melakukan kontak dengan racun saraf di rumahnya di Salisbury.

"Tes forensik menunjukkan konsentrasi tertinggi racun tersebut ditemukan di pintu depan. Racun saraf ditemukan di lokasi lain di kota, tetapi dalam konsentrasi yang lebih rendah," kata Polisi Metropolitan.

Pemerintah Inggris telah menuduh negara Rusia terlibat dalam serangan itu, namun pemerintah Rusia membantahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement