Jumat 30 Mar 2018 18:23 WIB

Ini Tantangan Muslimah di Masa Depan

BKMT ingin membuat program-program yang bisa meningkatkan kualitas muslimah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Dwi Murdaningsih
Ratusan pengurus Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) dari berbagai daerah menghadiri acara pembukaan rapat kerja nasional (Rakernas) 2018  BKMT Pusat di Aula Serbaguma 2, Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (30/3).
Foto: Republika/Muhyiddin
Ratusan pengurus Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) dari berbagai daerah menghadiri acara pembukaan rapat kerja nasional (Rakernas) 2018 BKMT Pusat di Aula Serbaguma 2, Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Pusat melenggara acara pembukaan rapat kerja nasional (Rakernas) 2018 di Aula Serbaguma 2, Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (30/3) pagi. Rakernas yang akan berlangsung selama tiga hari ini dihadiri sekitar 705 pengurus dan anggota BKMT dari 33 Provinsi di Indonesia.

Rakernas BKMT kali ini mengangkat tema 'Meningkatkan peran dan kualitas muslimah menuju kejayaan umat'. Ketua Umum BKMT, Syifa Fauzia mengungkapkan bahwa ada banyak tantangan yang harus digadapi oleh muslimah Indonesia saat ini, sehingga BKMT ingin membuat program-program yang bisa meningkatkan kualitas muslimah.

"Tantangannya banyak antara lain kita sebagai muslim dan muslimah ini, pertama ada degradasi moral, bagaimana kita melihat perkembangan masyarakat kita yang sekarang ini moralitasnya semakin turun," ujar Syifa kepada Republika.co.id saat diwawancara di sela-sela acara pembukaan Rakernas.

Menurut dia, untuk mengatasi masalah degrasi moral tersebut BKMT Pusat akan bergerak mulai dari akar rumput, di mana di 33 provinsi sudah terdapat kader-kader BKMT yang siap untuk menjadi pejuang dakwah. Namun, menurut dia, para pengurus BKMT di daerah masih perlu dimotivasi lagi.

"Nah ini saya melihat bagaimana kita dalam Rakernas ini memotivasi pengurus daerah untuk bisa lebih menekankan kepada peningkatan moral daripada generasi muda kita," ucap putri almarhumah Tutty Alawiyah ini, pendiri BKMT.

Tantangan kedua, lanjut dia, yaitu masih rendahnya kualitas pendidikan muslimah di Indonesia dan masih banyaknya muslimah yang belum mengutamakan pendidikan. Menurut dia, pendidikan yang dimaksud tersebut bukan hanya pendidikan formal, tapi juga pendidikan non formal.

Karena itu, menurut dia, BKMT ingin meningkatkan kualitas pendidikan muslimah tersebut, termasuk kualitas pendidikan para pengurus dan anggota BKMT. "Berada di majelis taklim ikut kegiatan-kegiatan BKMT adalah salah satunya untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita," kata Syifa.

Kemudian, tambah dia, tantangan muslimah yang terakhir adalah bagaimana meningkatkan kepedulian sosial. Menurut dia, saat ini masih banyak terjadi bencana alam ataupun bencana konflik di belahan dunia yang melibatkan negara-negara muslim.

"Nah ini kita juga tidak boleh menutup mata. InsyaAllah dengan adanya Rakernas ini bisa menyemangati untuk tetap berkepedulian sosial kepada mereka yang tertimpa bencana atau musibah," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement