REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melayangkan tuduhan kepada jaringan e-commerce terbesar, Amazon.com Inc. Kali ini, Trump menuduh Amazon mendapatkan tarif murah dari Layanan Pos AS.
Adapun tuduhan tersebut merupakan yang kedua kalinya dilontarkan oleh Presiden Trump. Sebelumnya, dia menuduh Amazon tidak membayar pajak yang cukup. Dengan demikian, dalam satu pekan, Presiden Trump telah melayangkan dua kali tuduhan kepada Amazon.
"Dilaporkan bahwa Kantor Pos AS akan rugi rata-rata 1,50 dolar AS untuk setiap paket yang diberikannya untuk Amazon. Jumlah itu bisa mencapai miliaran dolar," ujar Trump dalam akun Twitter pribadinya, seperti yang dilansir dari Reuters, Ahad (1/4).
Pernyataan Presiden Trump tersebut membuat saham Amazon turun 3,3 persen selama dua hari sehingga nilai pasar perusahaan anjlok 24 dolar AS. Berdasarkan analisis Citigroup pada tahun lalu menunjukkan bahwa Layanan Pos AS (USPS) melakukan realokasi biaya untuk memperhitungkan volume kiriman paket yang semakin banyak.
Dengan volume kiriman paket yang meningkat, maka rata-rata USPS membutukan biaya 1,46 dolar AS per paket. Adapun regulator federal belum melakukan peninjauan ketentuan kontrak antara Amazon dan USPS.
"Jika jumlah kiriman meningkat, biaya pengiriman Amazon naik 2,6 miliar dolar AS. Penipuan ini harus dihentikan, Amazon harus membayar biaya yang benar (dan pajak) sekarang!" kata Presiden Trump.
Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan, pemerintah belum mengambil tindakan terkait Amazon. Sementara itu, Amazon belum memberikan komentar.