REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Rusia dilaporkan telah mengundang Palestina dan Israel untuk mengadakan pertemuan politik di Moskow. Undangan ini disampaikan menyusul eskalasi terbaru di Jalur Gaza.
Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Ahmed Majdalani membenarkan kabar tersebut. Menurutnya, Palestina menyambut baik rencana serta undangan Rusia dan siap melakukan negosiasi.
"Pihak Palestina siap untuk melanjutkan negosiasi atas dasar rencana perdamaian Arab dan keputusan internasional," kata Majdalani pada Sabtu (31/3), dikutip laman Anadolu.
Namun, Majdalani mengatakan undangan Rusia untuk menggelar pertemuan ini ditolak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Hal ini juga pernah dilakukan Netanyahu sebelumnya.
Pada September 2016 dan Oktober 2017, Rusia telah mengundang Palestina dan Israel untuk melakukan pembicaraan. Palestina menyambut positif rencana Rusia. Akan tetapi, Netanyahu menolak kedua undangan Rusia tersebut.
Baca juga: OKI Minta PBB Segera Hentikan Kekerasan Israel
Bentrokan antara massa aksi Palestina dan militer Israel pada Sabtu (31/3) di Jalur Gaza.
Ribuan warga Palestina di Gaza melakukan Pawai Kepulangan (the Great March of Return) di perbatasan Israel pada Jumat (30/3). Aksi ini digelar guna menuntut Israel mengembalikan tanah-tanah yang direbutnya saat perang Arab-Israel tahun 1948 kepada para rakyat Palestina.
Pawai Kepulangan ke Tanah Palestina disambut tembakan militer Israel ketika massa mulai mendekati pagar perbatasan Gaza-Israel. Pasukan keamanan Israel memberondong peserta Pawai Kepulangan. Sekitar 15 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.000 lainnya mengalami luka-luka.