Senin 02 Apr 2018 15:27 WIB

Pahlawan Serangan Masjid Quebec Terima Santunan

Aymen Derbali sempat koma dua bulan dan kini tidak bisa berjalan.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Karangan bunga tanda berduka diletakkan di dekat TKP penembakan Masjid Pusat Kebudayaan Islam Quebec, Quebec City, Kanada.
Foto: Mathieu Belanger/Reuters
Karangan bunga tanda berduka diletakkan di dekat TKP penembakan Masjid Pusat Kebudayaan Islam Quebec, Quebec City, Kanada.

REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Aymen Derbali mendapatkan santunan sebesar 310 ribu dolar AS atas keberaniannya menjadi pahlawan dalam serangan terhadap Masjid Quebec, pada 29 Januari tahun lalu. Santunan tersebut dikumpulkan melalui donasi daring (online) dari masyarakat Kota Quebec, Kanada, dan dari seluruh dunia.

"Setiap detik saya membayangkan saya sedang bermain dengan anak-anak saya di rumah. (Donasi) ini memberi saya kekuatan," kata Derbali, saat menerima uang itu di Pusat Kebudayaan Islam di Kota Quebec, Sabtu (31/3).

Seperti dilaporkan laman Aljazirah, pada 29 Januari malam, seorang pria bersenjata tiba-tiba melepaskan tembakan setelah sejumlah jamaah selesai melaksanakan ibadah shalat di masjid terbesar di Kota Quebec. Sebanyak enam orang tewas, lima orang terluka parah, dan 19 lainnya cedera ringan.

Derbali ditembak beberapa kali oleh pelaku dalam jarak dekat. Saat itu dia tengah mencoba menarik perhatian penembak hanya pada dirinya sendiri untuk menyelamatkan nyawa rekan-rekannya.

Dia kemudian dilarikan ke rumah sakit dan menghabiskan waktu dua bulan dalam keadaan koma. Ketika tersadar, Derbali diberitahu oleh rumah sakit bahwa dia tidak akan bisa berjalan lagi. Ia saat ini menghabiskan waktu di kursi roda dan menjalani terapi fisik.

Penggalangan dana daring untuk Derbali digagas oleh oleh kelompok komunitas Muslim Kanada, DawaNet. Dana tersebut digunakan untuk membuatkan rumah yang aman bagi Derbali dan memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

"Saya menantikan untuk tinggal di sana dengan keluarga saya dan saya menantikan masa depan yang cerah, meskipun kegelapan telah kami alami," kata Derbali.

Upacara penyerahan donasi tersebut diadakan kurang dari sepekan setelah pelaku penembakan, Alexandre Bissonnette (28 tahun), mengaku bersalah. Ia bersalah atas enam tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan enam tuduhan aksi percobaan pembunuhan terkait dengan serangan itu.

Di ruang sidang Quebec pada Senin (25/3), Bissonnette mengatakan dia memilih untuk mengaku bersalah untuk menyelamatkan para korban dan keluarga mereka dari trauma. Dia sebelumnya telah mengajukan pembelaan tidak bersalah.

Dua hari kemudian, pada Rabu (27/3), Bissonnette membacakan pernyataan tertulis yang mengatakan dia bukan teroris dan tidak mengidap Islamofobia. Namun, komunitas Muslim lokal menyangkal pengakuannya dan menuduh sikap Islamofobia pasti memainkan peran dalam serangan itu.

"Jika itu bukan tindakan teroris, itu adalah salah satu bentuk Islamofobia," ujar Derbali yang menghadiri persidangan, kepada The Canadian Press.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement