Ahad 15 Apr 2018 05:31 WIB

Khamenei Sebut Trump, May dan Macron Penjahat

Khamenei mengatakan Barat tak akan mendapat keuntungan apa pun dari serangan itu.

 Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei
Foto: AP
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan serangan terhadap Suriah oleh Amerika Serikat, Prancis dan Inggris pada Sabtu adalah kejahatan dan tidak akan mencapai keuntungan apa pun.

"Serangan fajar hari ini terhadap Suriah adalah kejahatan. Saya dengan tegas menyatakan Presiden AS, Presiden Prancis dan Perdana Menteri Inggris adalah penjahat," kata Khamenei di Twitter-nya.

"Mereka tidak akan mendapat manfaat saat mereka pergi ke Irak, Suriah dan Afghanistan dalam beberapa tahun belakangan dan melakukan kejahatan seperti itu serta tidak akan memperoleh keuntungan apa pun," kata Khamenei.

Menteri Pertahanan Iran Hossein Dehghan mengatakan, "Rakyat Suriah pasti akan menjawab serangan itu dan orang di dunia harus mengutuk serangan itu," kata kantor berita Fars. Pejabat Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC), senjata terkuat Republik Islam itu, mengatakan kerugian dari serangan tersebut akan menjadi beban Washington.

"Dengan serangan ini situasinya akan menjadi lebih kompleks, dan ini pasti akan mengorbankan AS, yang akan bertanggung jawab untuk akibat dari peristiwa regional mendatang yang pasti tidak akan menarik minat mereka," kata Yadollah Javani, wakil kepala Garda untuk urusan politik kepada kantor berita Fars.

"Garda perlawanan akan diperkuat dan akan memiliki lebih banyak kapasitas untuk bertindak melawan tindakan intervensi (AS). Amerika harus memperkirakan konsekuensi dari tindakan mereka," kata Javani.

Iran sering menyebut negara-negara regional dan pasukan yang menentang Israel dan AS sebagai garda perlawanan. "Tidak diragukan lagi, AS dan sekutunya, yang menempuh langkah militer terhadap Suriah meskipun kurang bukti akan memikul tanggung jawab atas konsekuensi regional dan trans-regional dari sikap sembrono ini," kata Kementerian Luar Negeri Iran dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah.

"Iran menentang penggunaan senjata kimia atas dasar standar agama, hukum dan etika, sementara pada saat yang sama sangat mengutuk (menggunakan ini) sebagai alasan untuk melakukan agresi terhadap negara berdaulat," katanya.

Iran telah menjadi sekutu pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad yang paling berpengaruh terhadap pemberontak sepanjang konflik. Milisi yang didukung Iran membantu pasukannya menghentikan perkembangan pemberontakan dan, setelah masuknya Rusia ke dalam perang pada 2015, mengubah arus secara meyakinkan dalam kehendak Assad.

Analis Hossein Sheikholeslam, mantan duta besar Iran untuk Damaskus, mengatakan kepada televisi pemerintah, serangan itu akan membantu menyatukan warga Suriah di balik pemerintahan. "Serangan itu akan memantapkan pemerintah Suriah dan menyatukan suku berbeda di Suriah ketika Suriah sadar akan kehormatan mereka dan datang untuk membela kemerdekaan, keutuhan wilayah dan pemerintahan negara mereka," kata Sheikholeslam.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement