Ahad 15 Apr 2018 12:16 WIB

Putin: Serangan Sekutu Langgar Piagam PBB

Adapun target dari serangan udara ketiga negara adalah fasilitas-fasilitas militer.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Winda Destiana Putri
Bangunan yang hancur akibat pengeboman di Ghouta timur, pinggiran Damaskus, Suriah, Kamis (22/2).
Foto: Ghouta Media Center via AP
Bangunan yang hancur akibat pengeboman di Ghouta timur, pinggiran Damaskus, Suriah, Kamis (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu (14/4). Keduanya membahas perihal eskalasi dan serangan sekutu ke Suriah.

Pada kesempatan tersebut, Putin menyampaikan kepada Erdogan bahwa serangan sekutu ke Suriah merupakan pelanggaran mencolok terhadap Piagam PBB. "Presiden Rusia (Putin) menggarisbawahi bahwa langkah (serangan) negara-negara Barat melanggar secara kasar Piagam PBB dan norma-norma serta prinsip-prinsip dasar hukum internasional," kata Kremlin dalam pernyataan persnya, dilaporkan laman kantor berita Rusia TASS.

Kendati Erdogan memberi dukungan terhadap tindakan sekutu, namun kedua presiden menekankan tentang pentingnya segera menemukan solusi politik guna menyelesaikan krisis Suriah. Upaya-upaya untuk mencapai hal ini, menurut Erdogan, perlu ditingkatkan.

Pada Sabtu (14/4), Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis melancarkan serangan udara ke kota Homs dan Damaskus, Suriah. Ketiga negara mengklaim serangan tersebut dilakukan sebagai respons atas penggunaan senjata kimia oleh Pemerintah Suriah di Douma, Ghouta, pekan lalu.

Adapun target dari serangan udara ketiga negara adalah fasilitas-fasilitas militer yang diduga menjadi pusat pengembangan senjata kimia Suriah. Dalam sebuah cicitan melalui akun Twitternya Presiden AS Donald Trump mengklaim serangan yang dilancarkan ke Suriah sukses.

"Serangan yang dilakukan dengan sempurna tadi malam. Terima kasih kepada Prancis dan Kerajaan Inggris atas kebijaksanaan dan kekuatan militer mereka yang baik. Tidak bisa mendapatkan hasil yang lebib baik. Misi selesai!," kata Trump.

Kendati demikian, Pemerintah Suriah mengecam serangan yang dilakukan sekutu. Mereka menuding serangan tersebut tak lain merupakan bentuk balas dendam atas kekalahan proksi teroris mereka di Ghouta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement