Kamis 22 May 2025 17:24 WIB

Bantuan Belum Sampai ke Warga Gaza

Truk-truk bantuan masih tertahan di perbatasan Kerem Shalom.

Truk bantuan yang membawa makanan tiba di gudang Program Pangan Dunia di Zawaida, Jalur Gaza tengah, Rabu, 21 Mei 2025.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Truk bantuan yang membawa makanan tiba di gudang Program Pangan Dunia di Zawaida, Jalur Gaza tengah, Rabu, 21 Mei 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – PBB pada Rabu mengatakan pihaknya masih berusaha untuk menyalurkan bantuan yang sangat dibutuhkan yang telah masuk ke Gaza minggu ini ke tangan warga Palestina. Saat ini masih terjadi penundaan karena ketakutan akan penjarahan dan bombardir militer Israel. 

Di bawah tekanan internasional, Israel mengizinkan puluhan truk bantuan masuk ke Gaza setelah memblokir semua makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan bahan lainnya selama hampir tiga bulan. Namun pasokan tersebut masih tersimpan di sisi Gaza di persimpangan Kerem Shalom dengan Israel.

Baca Juga

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan sebagian besar perbekalan yang masuk sejak Senin telah dimuat ke truk-truk PBB, namun mereka tidak dapat membawanya keluar dari area penyeberangan. Dia mengatakan jalan yang diberikan izin oleh militer Israel kepada mereka terlalu tidak aman.

Seorang pejabat PBB mengatakan lebih dari selusin truk yang meninggalkan daerah penyeberangan tiba di gudang-gudang di Gaza tengah pada Rabu malam. Pejabat tersebut berbicara tanpa menyebut nama karena mereka tidak berwenang berbicara kepada pers. Israel mengatakan 100 truk telah menyeberang ke Gaza pada Rabu.

Pakar keamanan pangan telah memperingatkan bahwa Gaza berisiko mengalami kelaparan kecuali blokade diakhiri. Malnutrisi dan kelaparan telah meningkat. Kelompok bantuan kehabisan makanan untuk didistribusikan beberapa minggu lalu, dan sebagian besar penduduk yang berjumlah sekitar 2,3 juta jiwa bergantung pada dapur umum yang persediaannya hampir habis.

Saat ini, setelah perbekalan masuk di Kerem Shalom, pekerja bantuan diharuskan menurunkannya dan memuatnya kembali ke truk mereka sendiri untuk didistribusikan.

Antoine Renard, kepala Program Pangan Dunia untuk Palestina, mengatakan 78 truk sedang menunggu. Dia mengatakan kepada Associated Press bahwa “kami perlu memastikan bahwa kami tidak akan dijarah.” Penjarahan telah mengganggu pengiriman bantuan di masa lalu, dan pada saat putus asa, orang-orang mengerumuni truk bantuan untuk mengambil perbekalan.

Seorang pejabat PBB dan pekerja kemanusiaan lainnya mengatakan militer Israel telah menetapkan rute yang sangat tidak aman dan diketahui banyak penjarah. Militer juga memberikan batasan waktu bagi truk untuk datang ke Kerem Shalom dan menolak sejumlah pengemudi truk, sehingga memaksa dilakukannya penggantian pada menit-menit terakhir, kata mereka. Keduanya berbicara dengan syarat anonim karena tidak berwenang berbicara kepada pers.

Di sebuah dapur di Kota Gaza, sebuah kelompok amal membagikan sup miju-miju encer. Somaia Abu Amsha mengambil porsi kecil untuk keluarganya, dan mengatakan bahwa mereka sudah lebih dari 10 hari tidak makan roti dan dia tidak mampu membeli nasi atau pasta.

"Kami tidak ingin apa pun selain mereka mengakhiri perang. Kami tidak ingin dapur amal. Bahkan anjing pun tidak mau memakannya, apalagi anak-anak," katanya. Kelompok-kelompok bantuan mengatakan jumlah kecil bantuan yang diperbolehkan Israel jauh dari jumlah yang dibutuhkan. Sekitar 600 truk masuk setiap hari berdasarkan gencatan senjata terbaru.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement