REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana operator kompetisi Indonesian Basketball League (IBL) untuk menggunakan satu wasit asing pada laga final IBL Pertalite 2017/2018 disambut baik oleh forward Satria Muda (SM) Pertamina Laurentius Steven Oei. Ia berharap penggunaan wasit asing agar keputusan yang diambil pada laga final nanti lebih fair.
Ia menilai kehadiran wasit asing bisa menambah wawasan wasit lokal. Ia mencontohkan keputusan goal tending yang dinilainya masih rancu bagi wasit lokal. "Sedangkan sekarang, kita main dengan pemain impor yang tinggi dan bloknya kadang rancu antara blok atau goal tending. Jadi (wasit asing) itu bagus biar keputusannya lebih fair," tuturnya.
SM Pertamina akan menghadapi Pelita Jaya (PJ) Basketball pada laga puncak. Pertandingan pertama akan berlangsung di Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (19/4). Momen ini dinantikan pemain berpostur 191 cm ini yang belum pernah merasakan atmosfer final.
Walau hampir pasti bukan pilihan utama, Laurentius tak berkecil hati. Ia tetap mempersiapkan diri dengan lebih baik dibandingkan sebelumnya agar siap andai nanti dimainkan.
"Kalau sudah di final jaga siapa pun harus siap. Yang penting tidak boleh kalah ngotot dengan bigman lawan," tegasnya.
Laurentius berusaha meyakinkan pelatih Youbel Sondakh bahwa dia siap. Caranya dengan memberikan 100 persen kemampuannya saat latihan.
Selain itu, ia juga punya resep untuk menjaga fokus saat partai puncak nanti. Menurut dia, laga final bukan hanya fisik dan teknik, mental juga sangat menentukan. Pemain lulusan Universitas Pelita Harapan ini mengaku hanya akan fokus 100 persen terhadap apa yang terjadi di lapangan.
"Jangan tertarik perhatiannya dengan hal-hal di luar lapangan seperti fan, dan lain-lain. Selain itu, fokus sama hal yang bisa saya kontrol yakni cara main saya, hustle, defense, dan lain-lain. Tidak usah memikirkan hal-hal yang tidak bisa dikontrol seperti melakukan protes ke wasit," tegasnya.
Pemain kelahiran 1 September 1994 ini menyatakan SM Pertamina sudah mengevaluasi kekalahan musim lalu. SM Pertamina menyiapkan cara meredam PJ sekaligus memantapkan pola permainan sendiri.
Laurentius menilai kunci serangan PJ ada di point guard Wayne Bradford. Jika Wayne bisa diredam, Laurentius yakin peluang timnya menang bakal lebih tinggi.
"Kita juga tidak boleh main lambat terbawa tempo mereka. Saya lihat Stapac bisa bikin mereka kocar kacir karena dimulai dari defense bagus lalu fast break," kata Laurentius.