REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan hubungan bilateral antara negaranya dengan Amerika Serikat (AS) kian memburuk. Ia menilai hal ini disebabkan merebaknya fenomena Russophobia di kalangan politisi AS.
Lavrov mengungkapkan, dalam banyak kesempatan Presiden AS Donald Trump telah menunjukkan iktikad untuk membangun dialog yang normal dan konstruktif dengan Rusia. Namun hal tersebut tampaknya telah digagalkan oleh Russophobia.
"Jika ada beberapa sinyal positif dari presiden AS, mereka sepenuhnya dilumpuhkan oleh Russophobia yang merajalela di AS, di mana negara kami ditampilkan sebagai ancaman. Mereka berbicara mendukung penahanan sistemik Rusia menggunakan sanksi dan alat tekan lainnya," kata Lavrov, dikutip laman kantor berita Rusia TASS, Jumat (4/5).
Menurut Lavrov, fenomena Russophobia muncul akibat perseteruan politik internal di Washington dan tak ada kaitannya dengan kenyataan. Ia menilai, fenomena tersebut telah menyebabkan situasi global semakin kalut.
"Ini (Russophobia) memiliki efek buruk pada situasi global, di mana terlalu banyak masalah, yang tidak dapat diselesaikan tanpa kerja sama antara Rusia dan AS, telah terakumulasi," ujar Lavrov.
Ia berharap AS dapat berpikir jernih dan menggunakan akal sehat. Sebab menurutnya Rusia selalu terbuka untuk menjalin hubungan baik dengan AS. "Kami ingin membangun hubungan persahabatan yang normal, dapat diprediksi, bahkan, jika Anda suka, dengan AS. Tapi tidak dengan prinsip perdagangan dan kepentingan nasional Rusia," kata Lavrov.