REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu melawan terorisme. PSI menilai perlawanan terhadap terorisme tidak terkait faksi atau pandangan politik dan dukungan pada pemilihan presiden (pilpres) 2019.
Menurut PSI, terorisme tidak memandang agama atau aliran kepercayaan. "Sudah tidak penting pendukung Jokowi atau pendukung hashtag #2019gantipresiden. Sudah tidak penting lagi. Terorisme bukan islam. Terorism has no religion," kata Juru Bicara PSI Dedek Prayudi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/5).
PSI juga mengucapkan rasa bela sungkawa terhadap lima anggota kepolisian yang tewas dalam kejadian kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. “Bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada putra bangsa, kepada kawan-kawan di Polri dan pastinya kepada keluarga korban anggota Brimob," ujar dia.
Kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok pada Rabu (9/5), mengakibatkan lima anggota polisi dan seorang narapidana teroris tewas. Narapidana yang tewas, yakni Benny Syamsu Tresno alias Abu Ibrahim.
Sementara lima anggota Polri yang gugur, yakni Iptu Yudi Rospuji Siswanto, Aipda Denny Setiadi, Brigadir Polisi Fandy Setyo Nugroho, Brigadir Satu Polisi Syukron Fadhli dan Brigadir Satu Polisi Wahyu Catur Pamungkas.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal membantah adanya kaitan antara insiden penyanderaan yang terjadi di Markas Korps Brimob Kelapa Dua dan ISIS. Iqbal mengatakan, penyebab kericuhan berbuntut penyanderaan itu terkait makanan.