Ahad 13 May 2018 20:26 WIB

Terorisme Produk Kebencian yang tak Sesuai Ajaran Agama

Terorisme itu bukan produk agama apalagi termasuk ajarannya

Rep: Febrian Fachri/ Red: Budi Raharjo
Polisi mengamankan lokasi parkir sepeda motor tempat ledakan bom terjadi di Gereja Pantekosta, Surabaya, Ahad (13/5)
Foto: STR/EPA-EFE
Polisi mengamankan lokasi parkir sepeda motor tempat ledakan bom terjadi di Gereja Pantekosta, Surabaya, Ahad (13/5)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia, KH Cholil Nafis mengatakan, aksi terorisme adalah produk kebencian yang tidak sesuai dengan ajaran agama manapun terutama Islam. Kiyai Cholil menyebut teror adalah sebuah kecongkakan dan keangkuhan yang jauh dari syariat agama di mana agama sudah pasti mengajarkan kedamaian dan kebaikan antarsesama umat manusia.

"Terorisme itu bukan produk agama apalagi termasuk ajarannya. Terorisme itu produk dari kebencian, kesesatan berpikir dan berkeyakinan serta pelampiasan dari kecongkakan orang sombong. Sebab ajaran agama pasti menuntun pada kedamaian dan kebaikan umat manusia. #bombunuhdiri," tulis Kiai Cholil melalui kicauan berseri di akun twitter pribadinya, Ahad (13/5).

Kiai Cholil turut mengutuk aksi teror bom bunuh diri yang menyasar tiga gereja di Surabaya Jawa Timur pagi tadi. Ajaran Islam, kata dia, sangat menolak aksi merusak diri sendiri dan juga orang lain. Agama Islam menurut Kiai Cholil tidak pernah mengajarkan cara menegakan kebenaran dengan cara bunuh diri.

Kemudian Kiai Cholil mengimbau masyarakat agar tidak membagikan foto-foto kejadian dan foto-foto korban ledakan bom melalui media apapun termasuk media sosial. Karena hal itu hanya akan menimbulkan kepanikan di tengah-tengah masyarakat.

"Sebaiknya tidak men-share foto-foto yang mengenaskan dari peristiwa bom bunuh diri di Surabaya jika tak ada kepentingan dan maslahat yang jelas. Kewajiban kita adalah melawan gerakan terorisme yang mengatasnamakan apapun. Karena keamanan adalah hak seluruh warga negara #bombunuhdiri," ujar Kiai Cholil.

Pengasuh Pondok Pesantren Cendikia Amanah itu meminta aparat keamanan yakni kepolisian mengungkap otak pelaku bom di Surabaya. Ia juga mengimbau masyarakat harus waspada terhadap gerak gerik mencurigakan.

Sebelumnya, diberitakan terjadi ledakan bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur. Dua di antaranya adalah Gereja Kristen yaitu Gereja Kristen Indonesia Surabaya dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Ditambah Gereja Katolik yaitu Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Ngagel, Surabaya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement