Selasa 22 May 2018 19:39 WIB

Menteri Denmark Dikecam karena Sebut Puasa Membahayakan

Perusahaan bus menyatakan tidak ada masalah dengan supir yang berpuasa.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Politisi Denmark, Inger Stjberg
Foto: The Guardian
Politisi Denmark, Inger Stjberg

REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Menteri Imigrasi Denmark menyarankan Muslim harus mengambil cuti kerja selama Ramadan karena potensi risiko keamanan bagi masyarakat lainnya. Sarannya ini ditolak mentah-mentah oleh publik secara luas.

Inger Stojberg, yang memiliki reputasi untuk kebijakan imigrasi garis keras, mengatakan, puasa sepanjang hari kerja menimbulkan tantangan bagi masyarakat modern. Dia menyebutkan potensi risiko untuk pengemudi bus dan di rumah sakit, seperti dilaporkan BBC, Selasa (22/5).

Namun, perusahaan-perusahaan bus termasuk yang pertama mengatakan bahwa mereka tidak punya masalah dengan pekerja yang berpuasa Ramadhan.

Perusahaan bus Arriva, yang menjalankan sejumlah rute bus di Denmark, mengatakan tidak pernah ada kecelakaan yang melibatkan pengemudi yang berpuasa. 

"Jadi, secara de facto itu bukan masalah bagi kami," kata juru bicara Pia Hammershoy Splittorff kepada surat kabar lokal. 

Pesan yang sama datang dari serikat transport 3F Denmark, yang pemimpinnya, Jan Villadsen, bertanya-tanya apakah menteri sedang mencoba untuk menciptakan masalah yang belum ada.

Uni Muslim Denmark memasang pesan di media sosial, berterima kasih kepada Stojberg atas perhatiannya. Namun, mereka menunjukkan bahwa Muslim adalah orang dewasa yang sangat mampu menjaga diri dan masyarakat. "Bahkan, ketika kita berpuasa," kata pernyataan Uni Muslim Denmark.

Rekan sesama partai Stojberg, Jacob Jensen, menyarankan politisi harus fokus pada penyelesaian masalah nyata daripada mengganggu.

Inger Stojberg menulis dalam sebuah opini untuk BT (di Denmark) bahwa Denmark memiliki kebebasan beragama dan agama adalah masalah pribadi. Namun, dia menyebutkan mengenai Muslim pada saat Ramadhan di Denmark tidak dapat makan atau minum selama lebih dari 18 jam. Muslim berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam, yang dapat terjadi pada pukul 21:29 di Denmark pada bulan Juni.

Stojberg mengatakan, tuntutan Denmark modern membutuhkan hari kerja yang panjang, kadang-kadang melibatkan operasi mesin berbahaya. Dia memberi contoh pengemudi bus yang tidak mabuk atau makan selama lebih dari 10 jam dan menyarankan bahwa puasa dapat memengaruhi keselamatan dan produktivitas.

"Saya ingin menyerukan agar Muslim mengambil cuti dari pekerjaan selama bulan Ramadhan untuk menghindari konsekuensi negatif bagi masyarakat Denmark lainnya," katanya. 

Stojberg adalah politisi sayap kanan dari partai Venstre liberal yang telah berperan dalam mengencangkan kebijakan imigrasi Denmark.

Stojberg, yang merupakan mantan jurnalis, menulis artikel bulan lalu yang menyarankan proporsi pengungsi yang signifikan telah menipu atau menyalahgunakan kepercayaan orang Denmark. Sejak partainya membentuk pemerintahan koalisi pada tahun 2015, Denmark telah memberlakukan serangkaian kontrol imigrasi sejauh tahun lalu ia mengunggah foto kue yang menandai 50 tahun amandemen tersebut.

Dua tahun lalu, Denmark menyetujui tindakan kontroversial untuk menyita barang-barang berharga pencari suaka untuk membayar tempat tinggal dan penginapan mereka. Setelah undang-undang itu dibandingkan dengan perampasan barang berharga oleh Nazi dari orang-orang Yahudi di Perang Dunia II, cincin pernikahan dan pertunangan, regulasi itu dikeluarkan dari hukum.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement