Rabu 30 May 2018 08:16 WIB

Mentan Tertarik Pengembangan Jagung Ungu

Lahan untuk menanam jagung ungun masih terbatas.

Red: Teguh Firmansyah
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjawab pertanyaan wartawan seputar Optimalisasi Pemanfaatan Alsintan (OPA), di Jember, Jawa Timur, Rabu, (23/5).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjawab pertanyaan wartawan seputar Optimalisasi Pemanfaatan Alsintan (OPA), di Jember, Jawa Timur, Rabu, (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG  -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengapresiasi jagung ungu hasil penelitian dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Malang, Arifin Nur Sugiharto. Ia bahkan meminta agar jagung ungu itu dikembangkan lebih luas.

Peneliti jagung ungu atau Brawijaya Purple Sweet F1 Hybrid, Arifin Nur Sugiharto di Malang, Rabu (30/5), mengatakan penelitian untuk menemukan varietas jagung baru tersebut dilakukan sejak 2009. "Benih jagung untuk varietas baru ini asli Indonesia (lokal)," katanya di Malang, Jawa Timur.

Ia mengemukakan varietas jagung hasil penelitiannya itu masih termasuk baru. Hanya saja, produksi jagung tersebut sangat terbatas, yakni 25 kilogram. Harganya pun cukup mahal karena benihnya tak murah. Harga jual jagung ungu tersebut per kilogram Rp10 ribu.

Arifin menjelaskan benih yang dibutuhkan untuk setiap hektare sekitar 15 kilogram. Adapun produktivitasnya mencapai 7-8 ton per hektare. Hanya saja, lahan tanaman jagung untuk penelitian ini masih sebatas di Malang dan Batu.