REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PBSI Achmad Budiharto mengucapkan terima kasih atas masukan yang diberikan mengenai prestasi bulu tangkis Indonesia. Termasuk masukan dan penilaian soal pelatih. Namun ia berpendapat penilaian terhadap kekuatan pelatih Indonesia di Pelatnas Cipayung juga harus realistis.
"Berbagai masukan kami terima kasih mengenai prestasi bulu tangkis saat ini, namun penilaian soal pelatih memang harus melihat secara historis dan realistis," kata Achmad Budiharto, Rabu (6/6).
Persoalan kinerja pelatih memang saat ini tengah menjadi sorotan berbagai kalangan. Menyusul hasil yang diperoleh Tim Indonesia di Piala Thomas dan Uber yang tidak sesuai dengan target.
Tim putra yang diharapkan minimal melangkah ke final malah tersingkir di fase semifinal Piala Thomas setelah takluk dari China dengan skor 1-3. Ada pun tim putri juga gagal lolos ke semifinal seperti yang ditargetkan. Fitriani dkk kandas di fase perempat final setelah takluk dari tuan rumah Thailand 2-3.
Dengan sorotan tersebut, Budiharto menilai hal tersebut sebagai perhatian besar dari masyarakat pada umumnya atas prestasi bulu tangkis Indonesia yang belum sedigdaya dekade sebelumnya.
"Kami yakin saat ini belum digdaya, faktanya memang demikian. Tapi kembali harus realistis, dulu peringkat Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting berapa dan sekarang sudah masuk top dunia. Pertanyaannya ada tidak saat ini pemain yang belum terkalahkan baik di pembinaan mana pun," ujar dia.
Menanggapi masukan masyarakat agar PBSI melakukan pemanggilan pelatih asal Indonesia yang berkarier dan sukses di luar negeri, Budiharto menegaskan pelatih-pelatih yang berada di pelatnas saat ini layak untuk berada di tempatnya.
"Memang sekarang ada pelatih yang lebih bagus? Kan prosesnya tidak segampang itu dan harus sesuai kebutuhan. Lalu ada aspek legal, perilaku dan segalanya tak hanya aspek teknis saja, banyak yang harus dipertimbangkan, karena bagaimana pun mereka berinteraksi dengan tim. Tapi yang pasti kami tetap mengevaluasi secara berkala keseluruhannya termasuk soal pelatih," ucapnya.
Ada beberapa nama pelatih-pelatih asal Indonesia yang berkarier dan sukses di luar negeri. Seperti Reony Mainaky (Jepang), Rexy Mainaky (Thailand), Hendrawan (Malaysia), Mulyo Handoyo (Singapura), Ardi B Wiranata (Kanada), dan nama lainnya.
Dengan melihat kenyataan negara-negara tertentu mengalami kebangkitan bulu tangkis terutama di Piala Thomas dan Uber, beberapa pihak termasuk dari mantan atlet, kalangan pemerintah, dan yang paling mencuat adalah perlunya pemanggilan para pelatih asal Indonesia yang dianggap bagus dan saat ini berkarier di luar negeri dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) beberapa hari lalu.