Sabtu 09 Jun 2018 13:35 WIB

Said Aqil Tegaskan tak Gentar Dicaci Maki

Menurut Said, Alquran telah menyiapkan agar umat bisa menghadapi ujaran kebencian.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Ketum PBNU, KH Said Aqil Siradj
Foto: istimewa
Ketum PBNU, KH Said Aqil Siradj

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj memberikan tausiyah dalam acara buka puasa bersama di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (8/9). Dalam tausiyahnya, Kiai Said sempat menjelaskan tentang potongan ayat Alquran yang menganjurkan agar tidak mendengar hujatan atau caci maki dari orang lain.

Acara buka puasa ini dihadiri pengurus PBNU dan juga Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, serta Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut Kiai Said, Alquran sejak diturunkan telah menyiapkan agar umat Islam bisa menghadapi zaman sekarang yang marak ujaran kebencian.

"Dan Masya Allah. Alquran itu Pak Luhut, sudah menyiapkan era seperti sekarang ini. 'Kamu jangan mendengar omongan orang ke sana kemari menghujat, menggunjing, menjelek-jelekkan orang lain, menfitnah, ujaran kebencian, adu domba, menumbuhkan permusuhan, akhirnya berdosa besar'," ujar Kiai Said saat menjelaskan tafsiran ayat Alquran.

Dia mengatakan, Alquran sudah diturunkan sejak 15 abad silam. Namun, firman Allah dalam Alquran masih sesuai dengan konteks zaman sekarang, yaitu menganjurkan agar umat tidak mendengarkan hujatan atau gunjingan orang lain.

Menurut Kiai Said, namanya sendiri paling banyak disebut di media sosial pada 2017, kurang lebih 300 ribu kali. Rata-rata banyak yang melontarkan hinaan.

"Tapi Alhamdulillah kalau kata Pak Abdul Kohar, Pemred Metro, Said Aqil nama paling sering disebut-sebut di medsos selain presiden, Pak Luhut kalah. Itu 300 ribu lebih tahun 2017, tapi kebanyakan menghina," ucap Kiai Said.

Namun, kata Kiai Said, hinaan di media sosial itu tidak berpengaruh kepada prinsipnya untuk selalu memperjuangkan agama dan mempersatukan bangsa. Begitu pun ketika ada orang yang memujinya juga tidak berpengaruh.

"Dicaci maki tidak minder, dipuji tidak sombong. Karep-karepmu. Yang caci maki silakan, yang memuji juga silakan. Kenapa? Karena mencaci maki dan memuji sama saja bagi saya," kata Kiai Said.

Dia mengatakan semua orang sama-sama keluar dari dua jalan kencing air, yaitu dari jalan kencing ayah dan jalan kencing ibu. Karena itu, dia mengingatkan agar tidak gentar ketika dicaci maki selagi masih berada di jalan yang benar

"Saya ini dari pertama kali lahir dari jalan kencingnya ayah, kemudian lahir dari jalan kencingnya ibu. Maksud saya, sama saja dengan saya keluar dari jalan kencing dua kali. Jangan gentar dicaci maki," jelas Kiai Said.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement