Kamis 21 Jun 2018 20:20 WIB

Nasib Tahanan di Penjara Yaman

Pemerkosaan dilakukan agar tahanan mau bekerja sama dalam hal pengintaian

Rep: Marniati/ Red: Bilal Ramadhan
Tahanan (ilustrasi)
Foto: washingtonpost.com
Tahanan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Hampir setiap hari para tahanan di penjara yang dikendalikan Uni Emirat Arab (UEA) di Yaman mengalami penyiksaan. Penyiksaan yang mereka alami seperti memiliki jadwal.

Pada Sabtu para tahanan mengalami pemukulan. Ahad mereka disiksa. Dan Senin adalah waktu istirahat. Namun tiga hari berikutnya tindakan pemukulan dan penyiksaan kembali dilakukan. Dan pada Jumat, para tahanan akan dikurung di ruang isolasi.

Seorang tahanan Yaman yang ditahan tanpa tuduhan mencatat penyiksaan dan pelecehan seksual yang terjadi melalui gambar. Gambar-gambar itu dibuat di atas piring plastik.

Gambar itu diselundupkan ke Associated Press dari penjara Beir Ahmed di kota selatan Aden. Gambar-gambar itu menjelaskan tindakan pelanggaran HAM yang secara keji dilakukan oleh petugas UEA.

Menurut para tahanan, kekerasan seksual menjadi alat utama untuk membuat para tahanan mengaku akan kesalahan yang dituduhkan. Gambar itu menunjukkan seorang pria digantung dalam keadaan telanjang. Ia lalu disiksa dengan alat kejut listrik.

Tahanan lainnya terlihat duduk dengan dikelilingi oleh anjing yang menggeram karena beberapa orang menendangnya. Ia juga menggambarkan tentang tindakan sodomi.

"Hal terburuk tentang itu adalah bahwa saya mengharapkan kematian setiap hari tetapi saya tak kunjung mati," kata seorang tahanan.

AP telah mengidentifikasi setidaknya lima penjara di mana pasukan keamanan menggunakan penyiksaan seksual untuk menyiksa dan menghukum narapidana. Selama tiga tahun perang sipil Yaman, pasukan UEA mengambil alih wilayah yang luas di Yaman selatan dan telah menahan ratusan orang ke 18 penjara tersembunyi.

Para tahanan dicurigai sebagai militan Alqaidah. Mereka  ditahan tanpa tuduhan atau pengadilan. Para saksi mengatakan para penjaga Yaman yang bekerja di bawah arahan perwira Emirat menggunakan berbagai metode penyiksaan dan pelecehan seksual.

Mereka memperkosa para tahanan sambil merekam tindakan itu. Mereka juga menyetrum alat kelamin tahanan dan melakukan berbagai bentuk tindakan keji lainnya.

"Mereka menelanjangi Anda, lalu mengikat tangan Anda ke tiang baja dari kanan dan kiri. Kemudian sodomi dimulai,” kata seorang pria berusia 46 tahun yang telah ditahan selama lebih dari dua tahun.

Seorang mantan kepala keamanan yang terlibat dalam penyiksaan mengatakan  perkosaan digunakan sebagai cara untuk memaksa para tahanan bekerja sama dengan Emirat dalam hal pengintaian.

"Dalam beberapa kasus, mereka memperkosa tahanan dan memvideo tindakan itu. Itu digunakan  sebagai cara memaksa para tahanan bekerja untuk mereka," katanya. Pejabat ini sejak membelot dari UEA telah melarikan diri dari negara itu.

Pejabat Amerika menegaskan tahun lalu bahwa AS telah menginterogasi beberapa tahanan di penjara rahasia yang dijalankan oleh UEA. Pentagon bersikeras bahwa mereka tidak mengetahui tentang pelanggaran hak asasi manusia.

AP pertama kali meminta Pentagon berkomentar tentang pelanggaran berat yang dilakukan oleh UAE satu tahun lalu. Tetapi meskipun laporan keterlibatan UEA dalam penyiksaan terdokumentasi dengan baik, Juru bicara Pentagon, Mayor Laut Adrian Ra nkine-Galloway, mengatakan AS tidak memiliki bukti tentang adanya pelecehan tahanan di Yaman.

"Pasukan AS diminta untuk melaporkan tuduhan tentang penyiksaan tahanan. Kami telah menerima dan tidak ada dugaan yang dapat dipercaya yang akan memperkuat tuduhan itu," katanya.

Pada  24 Mei, House of Representatives memberikan suara untuk meminta Menteri Pertahanan AS Jim Mattis menyelidiki ruang lingkup keterlibatan AS di tempat-tempat terlarang milik UEA. Departemen Pertahanan harus menyerahkan laporan dalam 120 hari ke Kongres.

Menurut tiga pejabat keamanan dan militer Yaman, dari lima penjara di mana ditemukan penyiksaan seksual, empat berada di Aden. Salah satunya berada di markas Buriqa di Aden.

Itu merupakan markas untuk pasukan Emirat dan perwira Amerika serta tentara bayaran Kolombia. Tahanan mengatakan personil Amerika berseragam tidak terlibat langsung dalam penyiksaan.

Namun mereka menyadari bahwa penyiksaan itu telah terjadi. Personil AS dapat  mendengar jeritan para tahanan atau bekas luka mereka. "Orang Amerika menggunakan Emirat sebagai sarung tangan untuk melakukan pekerjaan kotor mereka," kata seorang pejabat senior keamanan di penjara Riyan di Mukalla.

Perang dimulai pada 2015, setelah pemberontak Houthi yang didukung-Iran mengambil alih sebagian besar Yaman utara, termasuk ibukota, Sanaa. Ini mendorong koalisi pimpinan Saudi yang didukung-AS untuk melancarkan serangan habis-habisan terhadap Houthi sebagai bentuk dukungan untuk pemerintah Yaman yang sah.

Tapi setelah memaksa Houthi keluar dari Yaman selatan, UAE memimpin wilayah itu. "Di penjara, UEA melakukan kejahatan paling brutal. Bergabung dengan ISIS dan Alqaidah menjadi cara untuk membalas dendam atas semua pelanggaran seksual dan sodomi," kata seorang komandan Yaman saat ini di Riyadh.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement