Selasa 26 Jun 2018 06:18 WIB

Komunitas Jadi Medium Interaksi Muslim Finlandia

Dalam 20 tahun terakhir, Ribuan warga Finlandia memeluk Islam.

Muslim di Finlandia.
Foto: Todayszaman.com
Muslim di Finlandia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inas Ahmad (8) tampak berbinar ketika membolak-balik halaman buku barunya. Gambar-gambarnya bagus, ujar siswi sebuah sekolah umum di Finlandia itu. Teman sebayanya, Sami Dirie, bahkan mengaku tak sabar menunjukkan buku pelajaran agama Islam itu pada kedua orang tuanya.

Pada Oktober 2011 menjadi titik awal di mana Finlandia mulai memperkenalkan buku teks pendidikan Islam dalam sistem sekolah umum di sana. Buku berjudul Salam Islamin Polku(bahasa Finlandia yang berarti salam-jalan Islam) itu diperuntukkan bagi siswa kelas satu dan dua sekolah dasar.

Buku tersebut mengajak siswa belajar dengan meneladani dua karakter yang dibuat mewakili anak Muslim Finlandia, Fatima dan Adam. Di dalamnya, keduanya belajar tentang kalender Islam, kebiasaan dan perilaku Muslim, juga agama-agama non-Islam dan pentingnya toleransi terhadap pemeluk agama lain. Ia juga berisi kisah pengalaman Fatima dan Adam saat mengunjungi hutan dan ladang nenek atau saat mereka memanggang roti gandum.

Di sekolah-sekolah Finlandia, para siswa harus mengikuti pelajaran agama, sedangkan para siswa yang tidak menganut agama harus menghadiri kelas etika. Sebelumnya, untuk mengajarkan Islam, penga- jar di Finlandia hanya berbekal panduan semacam handbook yang berlaku untuk semua kelas.

Suaad Onniselka, guru di sebuah sekolah di Vesala, daerah timur Helsinki, adalah salah satu penulis buku tersebut. Cerita-cerita di dalamnya dibuat dengan latar Finlandia agar memiliki resonansi dengan kehidupan para siswa. Status Islam sebagai agama minoritas (di Finlandia) direfleksikan dalam cerita yang juga mengajarkan bagaimana hidup dengan orang lain meski berbeda agama dan kebiasaan, katanya.

Di satu sudut lain, di pintu masuk sebuah tempat shalat Sunni Islamic Multicultural Dakwah Center di Helsinki, pengunjung disambut sebuah tanda untuk mematikan telepon genggam dan tulisan Tidak ada panggilan yang lebih penting dari panggilan Allah.

Mushala yang berada dalam satu bangunan dengan Islamic Center itu didirikan pada 1999 dan menjadi salah satu pusat kegiatan Islam yang populer di Helsinki. Hampir semua ruang shalat atau mushala di Finlandia `menumpang' pada bangunan lainnya, termasuk di Helsinki, wilayah terluas di negara itu.

Hanya satu bangunan yang benar-benar diperun- tukkan sebagai masjid. Letaknya di wilayah bernama J'rvenp--, sekitar 40 kilometer jauhnya dari Helsinki.

Bangunan kayu Masjid J'rvenp-- selesai pada 1940-an, termasuk sebuah menara masjid di bagian tengahnya. Hanya saja, seperti di Swiss, Muslim J'rvenp-- tidak diizinkan menyuarakan azan dari menara masjid. Masjid ini dibangun dan dimiliki oleh sebuah komunitas Islam Tatar yang dibentuk pada 1925, Finnish Islamic Association, yang merupakan perkumpulan tertua di Finlandia.

Situs koran berlangganan terbesar di Finlandia (Helsingin Sanomat), www.hs.fi, menjelaskan bahwa rumah-rumah shalat di Finlandia dibangun dengan mengubah bangunan bank dan bioskop. Bahkan, seperti diberitakan dalam laman media resmi Finlandia, YLE, Helsinki menghadapi persoalan ketika jumlah masjidnya tidak mencukupi kebutuhan tempat ibadah penduduk Muslim yang terus bertambah.

Finlandia, menurut pemberitaan tersebut, tidak menyangka perkembangan populasi komunitas Muslim terjadi sedemikian cepat. Hingga pemberitaan tersebut dilansir pada akhir tahun lalu, belum ada rencana dari Pemerintah Finlandia maupun komuni- tas Muslim untuk mendirikan bangunan masjid baru.

Pemeluk Islam di Finlandia saat ini berjumlah sekitar 50?60 ribu jiwa dari total jumlah penduduknya yang mencapai 5.391.699 jiwa (perkiraan tahun 2011, Wikipedia). Umat Islam adalah minoritas di negara seluas 338,424 km2 itu. Akumulasi persentase jumlah populasi Muslim ditambah populasi penganut agama Yahudi dan agama non-Kristen lainnya hanya 1,4 persen pada 2010. Sebagian mayoritasnya (hampir 80 persen penduduk), seperti dikutip Wikipedia, adalah anggota Gereja Lutheran Injil Finlandia.

Muslim pertama di sana adalah kaum Tatar Baltik yang berimigrasi antara 1870 dan 1920. Setelah itu, selama beberapa dekade, arus imigrasi di Finlandia sangat kecil. Baru kemudian setelah memasuki abad 20, imigrasi kembali ramai hingga jumlah Muslim Finlandia, yang hampir seluruhnya berasal dari kaum imigran, meningkat pesat. Semenjak itu, mereka membangun rumah-rumah shalat dan membentuk perkumpulan.

Kaum Tatar memasuki Finlandia sebagai saudagar dan tentara. Mereka membentuk perkumpulan bernama Asosiasi Islam Finlandia (dalam bahasa Finlandia: Suomen Islam-seurakunta) pada 1925.

Hingga saat ini, komunitas tertua ini memiliki beberapa rumah shalat di Helsinki, Tampere, dan Lahti. Ia hanya beranggotakan Muslim dari kaum Tatar asli karena perkumpulan dengan 700-an anggota ini tidak menerima Muslim non-Turki sebagai anggota.

Islamic Society of Finland, komunitas Muslim Finlandia tertua kedua, didirikan pada 1987. Kebanyakan anggotanya adalah kaum Arab, ditambah penduduk Finlandia yang masuk Islam.

Komunitas ini memiliki sebuah masjid dan sekolah Alquran di Helsinki. Sementara itu, komunitas terbesar adalah Helsinki Islamic Center dengan jumlah anggota mencapai 2.000 orang. Komunitas Islam yang berdiri pada 1995 ini merangkul 19 persatuan dan komunitas Islam.

Saat ini, terdapat tidak kurang dari 72 komunitas Islam di Finlandia, termasuk di antaranya adalah komunitas Muslim Finlandia pribumi. Sejumlah komunitas tidak terdaftar sebagai komunitas resmi, namun mereka tetap memiliki anggota karena keberagaman umat Islam di sana.

Pada 1996, kelompok-kelompok Muslim tersebut bergabung membentuk organisasi yang didasarkan pada kerja sama yang dinamai Federasi Organisasi Islam di Finlandia.
Komunitas-komunitas tersebut berperan penting dalam dakwah Islam, juga Islamisasi di Finlandia.

Hingga saat ini, jumlah penduduk Finlandia (nonimigran) yang telah masuk Islam diperkirakan telah mencapai 1.000 orang. Mayoritas adalah perempuan yang menikahi pria Muslim.

Selain sebagai media dakwah, komunitas juga menjadi semacam media interaksi umat Muslim Finlandia meski hanya sekitar 8.000 dari 60 ribuan Muslim di Finlandia yang menggabungkan diri dalam komunitas. Masjid dan rumah-rumah shalat yang mereka dirikan memungkinkan umat Islam dengan berbagai kultur berbaur di dalamnya.

Hal itu karena Muslim Finlandia berasal dari berbagai etnis, ditinjau dari bahasa yang digunakan. Statistik Finlandia tahun 2009 yang dikutip Wikipedia menyebutkan, etnis dengan jumlah Muslim terbesar di negara tersebut adalah Somalia (11.681 jiwa), Arab (9.682), Albania (6.736), Turki (5.068), dan Persia (4.548).

Sebagai realisasi dari konsep multikultur itu, kebanyakan masjid di Finlandia adalah masjid multi- bahasa. Khotbah Jumat, misalnya, disampaikan dalam bahasa Inggris karena dianggap dipahami oleh hampir seluruh penduduk Finlandia. Bahasa lain yang umum digunakan adalah bahasa Finlandia, sementara hal-hal keagamaan, seperti doa, dilakukan dengan bahasa Arab.

Finlandia menghidupkan toleransi di tengah popu- lasinya. Dengannya, kelompok-kelompok minoritas seperti Islam dapat hidup berdampingan dengan kelompok-kelompok mayoritas.

sumber : Islam Digest Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement