Kamis 28 Jun 2018 21:06 WIB

Putin dan Trump akan Bertemu di Finlandia 16 Juli

KTT ini sangat penting dan menjadi acara internasional utama pada musim panas

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Budi Raharjo
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump saat KTT G20 di Hamburg, 7 Juli 2017.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump saat KTT G20 di Hamburg, 7 Juli 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan bertemu di Helsinki, Finlandia, pada 16 Juli mendatang. Pertemuan keduanya diharapkan dapat memperbaiki hubungan bilateral AS dan Rusia.

Dilaporkan laman Bloomberg, Kremlin dan Gedung Putih telah mengumumkan secara serentak rencana pertemuan Putin dengan Trump pada Kamis (28/6). Kabar ini dirilis setelah Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton melakukan kunjungan ke Rusia pada Rabu kemarin.

Dalam kunjungannya, Bolton sempat melakukan pertemuan dengan Putin di Moskow. "Kunjungan Anda ke Moskow memberi kami harapan bahwa kami dapat membuat setidaknya langkah pertama menuju pemulihan hubungan skala penuh antara negara-negara kita," kata Putin kepada Bolton.

Selain membahas isu regional dan global, kunjungan Bolton ke Rusia memang dilaporkan pula untuk membahas penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi AS-Rusia. Awalnya KTT tersebut disebut akan digelar di Wina, Austria.

"KTT ini sangat penting. Ini akan menjadi acara internasional utama pada musim panas," ujar asisten kebijakan luar negeri Kremlin Yuri Ushakov.

Hal tersebut pun disampaikan Bolton. Kendati dirinya tak mengharapkan hasil atau keputusan khusus, tapi KTT tersebut dinilai dapat memperbaiki hubungan kedua negara. "Ini penting setelah jangka waktu yang telah berlalu tanpa pertemuan bilateral seperti ini, memungkinkan mereka untuk mengulas semua masalah yang mereka pilih," ujarnya.

Hubungan antara Rusia dan AS memang tidak dalam kondisi baik. Pada April lalu, Rusia dan AS melakukan aksi pengusiran terhadap perwakilan diplomat dari negara masing-masing. Hal tersebut berkaitan dengan kasus penyerangan agen ganda Rusia Sergei Skripal di Salisbury, Inggris.

Kedua negara juga terlibat perselisihan dalam konflik Suriah. Rusia diketahui merupakan sekutu utama Suriah, sedangkan AS membela kubu oposisi.

Sementara di dalam negeri AS, Rusia tengah menjadi sorotan karena diduga mengintervensi jalannya pilpres AS pada 2016. Rusia telah membantah tuduhan itu secara tegas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement