REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hasil Sidang Komisi Disiplin PSSI pada 24 Juni lalu menyeret nama pelatih Persib Bandung, Mario Gomez. Gomez mendapat teguran keras karena menendang botol ke arah wasit yang dianggap sebagai bentuk kekecewaan.
Gomez mengakui dia menendang botol saat laga Persib kontra PSMS pada 5 Juni lalu. Namun dia menampik hal tersebut dia lakukan kepada wasit.
"Saya tidak bisa mengerti (dengan teguran itu) karena saya melakukan itu bukan untuk siapa-siapa," kata Gomez di SPOrT Jabar, Bandung, Kamis (28/6).
Dia menendang botol ketika melihat pemainnya kehilangan bola. Namun, pelatih asal Argentina ini tetap menghormati keputusan tersebut.
"Saya lakukan itu untuk pemain saya, tapi bukan untuk tim lain. Jika mereka pikir untuk tim lain, bukan, saya respek ke siapa pun," tegasnya.
Untuk meyakinkan pewarta yang terus menanyakan kejadian tersebut, pelatih 61 tahun ini bahkan memperagakan ulang caranya menendang botol. "Saya lupa siapa yang kehilangan bola. Dia kehilangan bola terus saya melakukan ini (memperagakan ulang)," lanjut mantan pelatih Johor Darul Ta'zim ini.
Gomez mengakui, ini merupakan sanksi pertamanya karena menendang botol. Ia mengatakan, semua yang dilakukannya di pinggri lapangan demi menjaga pemainnya. Untuk soal menendang botol, ia tak menampik, namun menegaskan itu bukan bentuk kekecewaan atau protes kepada siapa pun.
Selain Gomez, asisten pelatih dan interpreter Persib, Fernando Soler sedang menjalani masa sanksi. Soler diganjar dua larangan pertandingan dan denda 25 juta atas protes keras pada wasit di pertandingan Persib kontra PSM Makassar.