REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ulama dan cendikiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi mengungkapkan persoalan penting yang terkait dengan nafsu. Dia mengutip penjelasan tentang salah satu dari beberapa kandungan ayat Alquran dan hadis berikut:
ﺍِﻥَّ ﺍﻟﻨَّﻔْﺲَ ﻟﺎَﻣَّﺎﺭَﺓٌ ﺑِﺎﻟﺴُّﻮﺀ
Artinya: “Sesungguhnya nafsu itu senantiasa mendorong kepada keburukan.” (QS Yusuf [12]: 53).
Rasulullah SAW juga bersabda:
اَعْدَى عَدُوِّكَ نَفْسُكَ الَّتِي بَيْنَ جَنْبَيْكَ.
Artinya: “Musuhmu yang paling hebat adalah nafsumu yang berada dalam dirimu”.
Said Nursi menjelaskan, orang yang mencintai dan mengagumi nafsu ammarah-nya sebenarnya hanya mencintai dirinya. Bahkan, kata dia, meskipun ia memperlihatkan kecintaan kepada orang lain, cinta tersebut tidaklah berasal dari lubuk hatinya. Tetapi, bisa jadi ia mencintai orang tadi karena kepentingan pribadi dan karena mengharap keuntungan tertentu.
"Ia senantiasa berusaha agar orang lain mencintai dirinya serta berusaha agar orang lain kagum kepadanya. Ia singkirkan segala aib dari dirinya sehingga tampak bersih," kata Nursi dikutip dari buku Tuntunan Generasi Muda terbitan Risalah Nur Press halaman 131-133.
Bahkan, lanjut Nursi, orang itu selalu membela diri layaknya pengacara agar dirinya bebas dari kesalahan. Kemudian ia memuji diri secara berlebihan bahkan tidak jarang dengan banyak kebohongan agar terlepas dari segala aib dan cacat hingga ke tingkat pengkultusan.
Lebih dari itu, kata Nursi, kondisinya menjadi seperti yang ditegaskan Alquran:
ﻣﻦ ﺃﺗﺨﺬ ﺃﻟﻬﻪ ﻫﻮﺍﻩ
Artinya: “Orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.” (QS al-Furqan [25]: 43).
Nursi mengatakan, pada saat tersebut ayat Alquran di atas mulai memberikan berbagai teguran dan pelajaran kepadanya sehingga alih-alih dipuji, orang malah berpaling darinya. Bukan dicintai, ia malah dilecehkan oleh mereka.
Disamping itu, lanjut Nursi, telah kehilangan keikhlasan karena amal ukhrawi-nya telah dicampuri oleh sikap riya. Akhirnya, orang tersebut kalah oleh hawa nafsu dan perasaannya yang tidak melihat akibat, tidak memikirkan hasilnya dan sibuk dengan kenikmatan yang ada saat ini.
Bahkan, menurut Nursi, hawa nafsunya yang sesat ikut membenarkan berbagai hal yang ia lakukan akibat kenikmatan yang tidak lebih dari satu jam namun bisa menjerumuskannya ke dalam penjara selama satu tahun. Serta, bisa jadi ia mendapat hukuman selama sepuluh tahun akibat balas dendam yang hanya berlangsung satu menit.
"Ia ibarat anak kecil yang bodoh yang tidak menghargai nilai mushaf Alquran yang ia baca dan ia pelajari sehingga rela menukarnya dengan sepotong kue yang murah," jelas Nursi.
Dengan begitu, kata Nursi, orang yang mengagumi nafsu itu telah menghapus pahala amalnya yang lebih mahal daripada intan permata untuk kemudian digantikan dengan serpihan kaca.
"Itulah perasaan, hawa nafsu, dan sikap lupa dirinya. Sebagai akibatnya, ia pun mengalami kerugian hebat pada sesuatu yang semestinya ia memperoleh keuntungan besar," kata Nursi.
Lantas Nursi berdoa:
ﺍﻟﻠّٰﻬﻢ ﺍﺣﻔﻈﻨﺎ ﻣﻦ ﺷﺮ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻭﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻭﻣﻦ ﺷﺮ ﺍﻟﺠﻦ ﻭﺍﻟﺈﻧﺲ
Artinya "Ya Allah, lindungi kami dari kejahatan nafsu dan setan, serta dari kejahatan jin dan manusia."