REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Setelah hampir lima tahun, Persib Bandung akhirnya datang ke Ibu Kota. Maung Bandung akan meladeni Persija Jakarta pada laga tunda pekan keenam Liga 1 2018 di Stadion Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Sabtu (30/6) malam.
Pertandingan kedua tim menjadi laga paling dinanti selama kompetisi Liga 1 berlangsung. Atmosfer berbeda selalu menyelimuti duel kedua tim sejak dulu. Ini diungkapkan pemain Persib era 2000-an, Boy Jati Asmara. Ia mengatakan tradisi turun temurun yang membuat laga inia berbeda.
"Kalau kita main dengan Persija jadi senyap, di ruang ganti senyap, di mess senyap. Tidak tahu apa yang dipikirkan, tegangkah atau terlalu fokus," kata Boy Jati saat ditemui Republika.co.id, beberapa waktu yang lalu.
Dia menyebut, ada tekanan berbeda saat pertandingan berlangsung, bahkan jauh sebelum pertandingan berlangsung. Para pemain datang ke lapangan terkadang dengan pikiran takut berbuat salah.
"Karena ekspektasi di pertandingan itu tinggi sekali, baik Persija atau Persib," jelas pemain yang baru saja gantung sepatu ini.
Dia memprediksi laga Persija kontra Persib kali ini akan berakhir imbang. Meski begitu, pria yang kini menjadi pelatih di Sekolah Sepak Bola UNI ini tetap menginginkan kemenangan bagi Maung Bandung.
Boy Jati meminta bobotoh Persib untuk memberikan dukungan penuh terlepas dari hasil akhir. Ia mengatakan, pelatih membutuhkan waktu untuk dapat membentuk sebuah tim tangguh.
"Teco (pelatih Persija) pertama pegang timnya biasa-biasa, sekarang Persija tambah bagus. Ketemu pemain asingnya pas, timnya jadi kuat. Persib tim baru, pelatih baru, saya harap masyarakat juga tunggu prosesnya," kata Boy Jati.
Jauh dari masa itu, legenda hidup Persib, Rukman masih bisa mengingat jelas tensi ketika dua tim bertemu. Kakek yang kini berusia 81 tahun ini menceritakan atmosfer di dalam dan di luar lapangan ketika keduanya bertemu. "Kalau ketemu Persija pasti ada sesuatu," kata Rukman.
Rukman menuturkan di salah satu pertandingannya melawan Persija dia terpaksa ditarik keluar karena cedera. Di balik kekecewaannya, istrinya yang sedang hamil tua mengkhawatirkannya. Karena merasa tidak enak dengan sang istri, Rukman berjanji untuk sembuh dari cedera dan memenangkan pertandingan kontra Persija.
"Itu makanya saya seumur hidup ya janji lawan Persija, harus maksimal," ujar Rukman dengan penuh semangat.
Rukman mengakui ambisi kedua tim untuk menang dan tekanan supporter yang menjadikan keduanya seakan seperti musuh bebuyutan. "Karena keinginan untuk puas, coba lihat kalau Persib lawan Persija, ya kaya musuh bebuyutan," paparnya.
Di sisi lain, pelatih Persib U-21, Yunus Budiman mengakui tensi pertandingannya berbeda dengan pertandingan lainnya. Mantan pemain Persija ini menuturkan, ketika melawan Persib, dia memiliki motivasi lebih yang tidak dia gunakan pada pertandingan lain. Dia mengenang, selama lima tahun membela Persija sejak 1999, Persija tidak pernah kalah di kandang Persib.
"Saya ingin membuktikan saya ini bisa main. Tentunya akan menjadi pertandingan yang sangat seru. Penuh emosi tapi tetap fair play diutamakan," jelas Budiman.
Budiman memang tidak memprediksi siapa yang akan menang pada laga tersebut. Namun dia menilai, kemenangan Persib 3-0 melawan PSMS Medan menjadi bekal dan motivasi bagi Persib."Persija juga sekarang lagi diatas, jadi ini pertandingan sangat seru," jelasnya.
Dia mengakui kehebatan lini serang Persib dan Persija. Persib memiliki Jonathan Bauman dan Ezechiel yang memiliki produktivitas gol yang baik. "Di Persija juga ada gelandang Rohit Chand dan striker Marko Simic. Jadi ini akan menjadi tantangan buat pemain belakang masing-masing tim," papar Budiman.
Dia menilai, tim yang siap menghadapi serangan lawanlah yang akan memenangkan pertandingan. "Tapi saya yakin main di Bandung Persib bisa menang pertandingan," tutup Budiman.