REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan al Manarah Al Islamiyah bersama Rabithah Ulama dan Dai Asia Tenggara yang didukung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menyelenggarakan Forum Ilmiah Internasional ke-5 atau Pertemuan Ulama dan Dai se-Asia Tenggara, Afrika dan Eropa di Hotel Grand Cempaka, Jakarta pada 3-6 Juli 2018. Peserta forum tersebut berasal dari 20 negara.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat memberikan pidato di pembukaan Forum Ilmiah Internasional mengatakan, kalau melihat bentangan negara yang mayoritas penduduknya Muslim. Maka Indonesia berada di ujung paling timur dari bentangan itu.
"Dari Maghribi sampai Nusantara, dari Maroko sampai Merauke, ini semua menjadi sebuah jajaran berderet bangsa-bangsa yang penduduknya memeluk Islam dan penduduknya mayoritas Muslim," kata Anies saat pidato di Forum Ilmiah Internasional, Selasa (3/7).
Ia mengungkapkan, maka sebuah kehormatan bagi Indonesia khususnya Jakarta karena bisa menjadi tuan rumah Forum Ilmiah Internasional. Terlebih tema yang diangkat Forum Ilmiah Internasional kali ini adalah tentang persatuan.
"Kami berharap mudah-mudahan pertemuan yang diselenggarakan hari ini seperti juga matahari yang terbit dari timur, bentangan dari barat ke timur, izinkan persatuan umat Islam berangkat dari wilayah paling timur (Indonesia)," ujarnya.
Anies juga menerangkan, Indonesia merupakan negeri yang sangat bhineka. Di kepulauan ini ada lebih dari 700 bahasa dan 400 suku bangsa. Menurutnya, yang unik dari Indonesia bukan keberagamannya saja, tetapi yang unik dari Indonesia adalah persatuan di dalam keberagaman.
"Beragam bukan barang yang baru, tapi bersatu dalam keberagaman di situ letak keunikannya," ujarnya.
Ia mengatakan, semua sering kali membicarakan mengenai keberagaman. Namun lupa yang harus dirayakan bukan hanya keberagamannya saja tapi persatuan dalam keberagamannya yang harus dirayakan. Maka pertemuan dalam Forum Ilmiah Internasional kali ini adalah pertemuan yang penting, sangat bersyukur bisa menjadi tuan rumah.