Selasa 04 Mar 2025 05:55 WIB

Ceramah di UGM, Anies Baswedan Singgung Infrastruktur Pendidikan dan Tagar Indonesia Gelap

Menurut Anies, infrastruktur pendidikan bukan sekadar pembangunan fisik kampus.

Rep: Muhammad Rozy/ Red: Fernan Rahadi
Anies Baswedan berswafoto bersama para jamaah Ramadan Public Lecture di Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (3/3/2025).
Foto: Muhammad Rozy
Anies Baswedan berswafoto bersama para jamaah Ramadan Public Lecture di Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (3/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, hadir sebagai pembicara dalam Ramadan Public Lecture di Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (3/3/2025).

Dalam ceramah bertema "Apakah Pembangunan Infrastruktur Pendidikan dapat Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia?", Anies menyoroti peran infrastruktur dalam dunia pendidikan serta menyinggung tagar Indonesia Gelap yang sempat ramai di media sosial.

Anies mengatakan senang bisa kembali hadir di acara yang rutin diadakan UGM setiap Ramadan. Ia menyebut tahun lalu tidak bisa menghadiri acara ini karena bertepatan dengan Pemilihan Presiden. "Saya merasa bersyukur sekali bisa kembali ke Gadjah Mada. Ini bukan sekadar datang ke kampus, tapi kembali ke kampung halaman," kata Anies.

Dalam momen ini, Anies sempat menyinggung soal tagar Indonesia Gelap. "Sekarang sensitifnya sudah hilang dan alhamdulillah suasana di sini terang benderang. Siapa bilang gelap?" ujarnya.

Dalam ceramahnya, Anies juga menyinggung isu efisiensi anggaran yang berdampak pada fasilitas kampus. "Katanya masjid kampus juga kena efisiensi anggaran, semoga mahasiswanya tidak kena efisiensi. Perjuangkan!" ucapnya.

Anies menegaskan bahwa infrastruktur pendidikan bukan sekadar pembangunan fisik kampus, tetapi juga menciptakan ruang yang bisa menumbuhkan pemikiran, mimpi, dan inspirasi. "Kampus bukan hanya tempat belajar teori dan angka, tapi juga tempat untuk mempertanyakan banyak hal dan menyalakan semangat perjuangan," ujarnya.

Anies mengenang masa-masa ketika dirinya masih menjadi mahasiswa dan ikut merasakan suasana Ramadhan di kampus. Menurutnya, pendidikan sejati bukan hanya tentang bangunan megah dan fasilitas modern, tetapi juga tentang lingkungan yang membentuk karakter dan pola pikir mahasiswa.

"Infrastruktur yang baik bukan hanya soal gedung yang kokoh, tapi bagaimana ruang-ruang di kampus ini bisa menjadi tempat berkembangnya ide-ide besar," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement