REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jumlah anggota keluarga kerajaan Jepang kian menipis. Ini karena semakin banyak anggota keluarga kerajaan yang menikah dengan rakyat biasa. Selain itu juga harus melepas status kebangsawanannya.
Pada 29 Oktober nanti, Putri Ayako akan melepas gelarnya sebagai keluarga kerajaan karena menikah dengan Kei Moriya yang notabene warga biasa. Dengan demikian anggota kerajaan yang tersisa nanti tinggal 17 orang. Saat diminta tanggapan, Putri Ayako menolak memberikan komentar.
Putri Ayako adalah putri ketiga di kerajaan yang rela melepas status ningrat demi menikahi pujaan hatinya. Dua tahun lalu, sepupunya Putri Mako menanggalkan gelar kerajaan karena menikah dengan Kei Komuro yang berprofesi sebagai paralegal.
Pada 2014, kakak Putri Ayako yaitu Putri Noriko juga melepas status sebagai keluarga kerajaan kala dipinang oleh warga biasa bernama Kunimaro Senge. Dalam hukum kerajaan Jepang, seorang putri yang menikah dengan rakyat biasa harus melepas statusnya sebagai anggota keluarga kerajaan.
Akan tetapi, aturan tersebut tidak berlaku apabila yang menikah dengan warga biasa adalah anggota keluarga laki-laki. Dilansir dari Express, kendati terdepak dari silsilah kerajaan, Putri Ayako akan menerima bonus sekitar satu juta pon.
Anak perempuan termuda dari Pangeran Takamodo, sepupu Kaisar Akihito ini, bertemu dengan calon suaminya lewat perantara sang ibu. Putri Takamodo mengenalkan Ayako kepada Moriya yang saat itu bekerja di perusahaan NYK Line.
Ibunya berharap Moriya bisa menginspirasi Ayako dalam melakukan gerakan-gerakan sosial demi kesejahteraan sesama. Orang tua Moriya adalah kenalan Putri Takamodo yang bekerja di sebuah LSM lokal.
Rupanya perkenalan tersebut menjadi pintu gerbang bagi Ayako dan Moriya untuk saling jatuh cinta. Akhirnya Moriya memberanikan diri melamar Ayako untuk menjadi istrinya.
"Dia tiba-tiba melamarku ketika sedang makan malam di restoran. Semua serba mendadak jadi aku minta waktu untuk menjawab lamarannya," kenang Ayako.