Senin 09 Jul 2018 15:04 WIB

Target Lifting Minyak dan Gas tak Tercapai

Kementerian ESDM berencana menjual stok untuk menggenjot target lifting.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Teguh Firmansyah
Kilang minyak lepas pantai.   (ilustrasi)
Foto: Antara//FB Anggoro
Kilang minyak lepas pantai. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SKK Migas mencatat lifting minyak dan gas masih jauh dari target pada semester pertama 2018. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Djoko Siswanto berencana untuk menjual stok yang ada saat ini untuk menggenjot target lifting.

Djoko menjelaskan, saat ini deadstok yang ada di depot berkisar antara 5,2 juta barel. Jika stok itu dijual, prediksinya, target lifting minyak dan gas bisa tercapai.

"Strateginya, deadstock yang masih ada di depot masih 5,2 juta barel. Nanti ini kita mau lifting jadi naiklah," ujar Djoko di Gedung DPR, Senin (9/7).

Djoko menjelaskan, salah satu penyebab mengapa di semester pertama ini lifting migas belum tercapai karena adanya kendala distribusi dan pembelian dari buyer yang tidak sesuai komitmen. "Kalau masalah distribusi kan kapal gak mungkin angkut kalau kapasitasnya gak full, ini kan cost. Makanya kita evaluasi. Tapi, prinsipnya pasti bisa lifting," ujar Djoko.

Baca juga, Target Lifting Minyak tak Tercapai, Ini Alasan PHE.

Sementara komitmen buyer, seperti PLN dan industri dalam negeri, juga tidak membeli sesuai dengan kontrak. PLN, misalnya, kata Djoko, pada komitmen awal PLN membeli gas dengan kontrak 10 mmscfd per hari, tetapi kenyataannya dalam sehari mereka hanya mengambil 8 hingga 9 mmscfd.

"PLN ini kan juga sedang menggalakkan EBT, dan PLN kan menerapkan energi mix. Misalnya musim hujan kah, mereka waduknya penuh, jadi mereka pakai PLTA-nya, swicthing-nya ke gas jadi gak sepenuhnya," jelas Djoko.

Sedangkan untuk industri, harga masih menjadi kendala. Dengan begitu, para pelau industri tidak sepenuhnya bergantung pada gas sebagai bahan baku produksi. "Iya juga, kalau harga mahal. Terus ... ekspor ya dia menunda produksi," ujar Djoko.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, lifting migas selama enam bulan pertama ini hanya 96 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar 2 juta boepd. Lifting minyak sejak awal tahun hingga akhir Juni mencapai 771 ribu barel per hari (bph), targetnya 800 ribu bph. Adapun lifting gas bumi mencapai 1.152 juta boepd atau 96 persen dari target yang sebesar 1,2 juta boepd.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement