REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim MotoGP 2018 segera memasuki paruh kedua. Pembalap Tech-3 Yamaha Johann Zarco memiliki cara unik untuk menikmati liburannya selama tidak balapan, yaitu bermain musik.
"Ketika melepas helm, saya sangat tenang. Saya bersantai dengan musik, bahkan belajar bermain piano. Saat ini saya sedang mencoba gitar dan belajar lewat YouTube," kata Zarco, dilansir dari Speedweek, Selasa (10/7).
Zarco menceritakan fase kehidupannya yang jungkir balik menjalani profesi ini. Pembalap MotoGP ini berkisah pada 2017 tak ada yang menduga ia bisa menjadi pembalap baru tercepat di kelas primer.
Moto2 tampaknya benar-benar menjadi sekolah bagus untuknya. Namun, pada dasarnya Zarco menilai setiap pembalap harus menulis ulang ceritanya setiap naik kelas baru.
"Mengendarai sepeda motor yang lebih besar dan lebih berat rasanya benar-benar berbeda. Ada saatnya ketika saya terkejut sendiri. Anda melaju cepat melampaui kurva, kemudian berpikir Anda tak mungkin melakukannya, dan ternyata Anda bisa. Saat itulah saya percaya," kata Zarco.
Tahun depan, Zarco akan hijrah ke KTM, di mana ia pernah memenangkan Red Bull Rookies Cup dengan motor yang sama 2007. Ia percaya dengan dukungan Red Bull, KTM telah bekerja sangat sukses dua tahun terakhir.
Banyak yang bertanya mengapa Zarco tak tetap bersama Yamaha. Secara gamblang pembalap 27 tahun ini mengatakan Yamaha tak pernah menghubunginya secara langsung. "Yamaha tak pernah memberi saya tawaran, sebab tampaknya mereka lebih tertarik dengan (Jorge) Lorenzo, kemudian (Dani) Pedrosa," ungkapnya.
Honda jadi pilihan bagus Zarco. Namun komunikasi pabrikan yang membesarkan nama Marc Marquez ini terlambat. Zarco secara praktis telah lebih dulu membuat kesepakatan dengan KTM.