REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada hari ini, Selasa (17/7), bergerak menguat. Pada perdagangan pagi hari rupiah menguat menjadi Rp 14.380 dibanding posisi sebelumnya Rp 14.394 per dolar AS.
Menjelang siang hari, penguatan laju rupiah masih berlanjut. Kurs rupiah terus menguat ke posisi Rp 14.365 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji mengatakan, penguatan rupiah didorong oleh sentimen domestik, yaitu surplus neraca perdagangan Juni 2018. "Efek surplus dagang memberikan katalis positif bagi rupiah," ujar Nafan di Jakarta, Selasa (17/7).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2018 sendiri tercatat surplus 1,7 miliar dolar AS. Selain itu, lanjut Nafan, data penjualan ritel di AS juga mengalami penurunan sehingga juga menjadi sentimen negatif bagi Rupiah.
"Hal itu memberikan efek bagi depresiasi dolar terhadap berbagai intrumen forex lainnnya, termasuk rupiah," kata Nafan.
Sebelumnya pada penutupan perdagangan kemarin, rupiah masih melanjutkan pelemahannya. Rilis laporan The Fed yang semakin optimis pada pertumbuhan ekonomi AS saat itu memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga acuan dan menjadi sentimen negatif bagi rupiah. Selain itu juga, data PDB Cina yang melambat di kuartal kedua juga menjadi sentimen negatif bagi rupiah.
Berbeda dengan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa dibuka melemah sebesar 23,37 poin atau 0,4 persen ke posisi 5.881,79. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 5,92 poin (0,64 persen) menjadi 925.