Selasa 31 Jul 2018 12:21 WIB

Komunikasi Hewan dan Manusia

Kemampuan berbicara hewan dan manusia bentuk kebesaran- Nya.

Sapi (ilustrasi)
Foto: ROL/Fakhtar K Lubis
Sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti

Tak ada mustahil dalam kuasa Allah SWT, segala sesuatu bisa terjadi atas kehendak-Nya, tak terkecuali komunikasi yang terjadi antara hewan dan manusia. Sejarah juga mencatat peristiwa tersebut pernah bergulir dalam peradaban manusia.

Di antaranya seperti yang diriwayatkan Bukhari dalam kitab Shahih-nya. Riwayat yang menguatkan percakapan antara hewan dan manusia itu disebutkan Bukhari dalam bahasan tentang bercocok tanam bab menggunakan sapi untuk membajak, 5/8, no 2324.

Dalam bagian lain dari kitab yang sama, Bukhari juga menyebutkan kisah tersebut dalam bab keutamaan Umar bin Khattab RA, dalam bahasan ke utamaan sahabat ihwal kisah serigala yang berbicara kepada penggembala (tanpa kisah sapi), 7/42, no 3690.

Riwayat tersebut mengisahkan ketika itu Rasulullah SAW melaksanakan shalat Shubuh, kemudian Beliau menghadap jamaah seusai shalat dan berkisah tentang seorang penggembala sapi.

photo
Sapi

Penggembala itu kemudian menaiki sapinya sembari memukulnya. Seketika sapi itu berbicara kepada si penggembala,"Kami tidak diciptakan untuk ditunggangi, tetapi kami diciptakan untuk membajak sawah," ujar sapi tersebut.

Mendengar kisah ini langsung dari Rasulullah, para sahabat memuji sapi tersebut, Rasulullah meyakini kebenaran kisah ini demikian juga dengan Abu Bakar dan Umar bin Khattab meski mereka tidak mendengar langsung apa yang dikatakan Rasul tersebut karena tak hadir di masjid itu.

Kisah tentang sapi yang berbicara kepada penggembalanya tersebut merupakan salah satu peristiwa yang pernah terjadi sebelum masa Rasulullah hidup, tetapi kisah ini mengandung hikmah dan penuh keajaiban serta keunikan.

Sapi ini sebelumnya tak pernah berbicara, tetapi setelah ditunggangi sapi ini ogah-ogahan untuk jalan, pemuda tersebut memukulnya berkali-kali agar dapat berjalan cepat.Tiba-tiba sapi itu menoleh kepadanya, dan menolak ditunggangi.

"Kami tidak diciptakan untuk ini, tetapi kami diciptakan untuk membajak sawah." Seolah-olah sapi ini berkata kepada pengendara, "Kamu telah berbuat zalim kepadaku dengan mengendaraiku karena kamu telah menggunakanku untuk sesuatu di mana Allah menciptakan ku bukan untuk hal itu."

photo
Dua petani membajak sawah dengan tenaga sapi dan traktor di sebuah sawah di Wajak, Malang, Jawa Timur, Senin (6/6). (Antara/Ari Bowo Sucipto)

Berbuat zalim berarti meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Kisah ini memang sesuatu di luar adat kebiasaan yang terlihat. Riwayat lain juga mengisahkan Rasulullah juga menceritakan kisah lain.

Kali ini yang berbicara adalah seeokor serigala. Serigala ini menyerang domba milik seorang penggembala. Si serigala mengambil seekor domba. Penggembala ini adalah seorang yang kuat dan berani.

Dia pun mengejar serigala itu dan menyelamatkan domba itu darinya. Serigala itu memandang penggembala dan mengingkari perbuatannya yang mengambil domba darinya. Serigala ini berkata, "Kamu menyelamatkan domba ini dariku.

Lalu, siapa yang akan menyelamatkannya pada hari datangnya binatang buas di mana pada hari itu tidak ada penggembala selainku?"

Serigala ini mengisyaratkan hari datangnya binatang buas di masa yang akan datang.

Pada hari itu ternak-ternak dibiarkan bebas maka binatang- binatang buas menyerangnya dan merusaknya karena tidak ada yang menjaga dan melindunginya.

photo
Srigala

Sepertinya hal ini terjadi menjelang datangnya kiamat pada saat puncak fitnah.

Sebagaimana orang-orang takjub terhadap seekor sapi yang berbicara, mereka juga takjub terhadap seekor serigala yang berbicara. Mereka memuji Allah dan Nabi menjawab mereka dengan jawaban yang sama.

Seperti dinukilkan dari kitab Dalail an-Nubuwwah, Abu Naim al-Ashfahani menjelaskan, kisah serigala tersebut terjadi pada seorang sahabat yang bernama Uhban bin Aus.

Seekor serigala menyerang dombanya.

Serigala itu menerkam seekor domba. Uhban berteriak, lalu serigala itu duduk di atas ekornya. Serigala itu berbicara kepadanya, "Siapa yang akan menjaganya di hari ketika kamu sedang sibuk darinya? Kamu telah menghalangiku mendapatkan rezeki dari Allah."

Uhban berkata, "Lalu, aku menepuk tanganku. Aku berkata, 'Demi Allah aku tidak melihat sesuatu yang lebih aneh dari ini." (Hal ini terjadi setelah Nabi diangkat menjadi Nabi).

Serigala itu berkata, "Ada yang lebih aneh dari itu, seorang utusan Allah di kota yang ditumbuhi kurma, dia mengajak kepada Allah." Lalu, Uhban datang kepada Rasulullah, dia menceritakan hal itu dan masuk Islam.

Rasulullah telah menyampaikan, Kiamat tidak terjadi hingga binatang buas berbicara kepada manusia dengan bahasa mereka. Ini pasti terjadi karena Nabi telah menyampaikannya.

Mukjizat Nabi Sulaiman

Tidak hanya dalam konteks berbicara dengan bahasa yang sama, kisah komunikasi antara hewan dan manusia menggunakan bahasa hewan pernah terjadi, kali ini bahkan dikategorikan sebagai salah satu mukjizat Nabi Sulaiman AS. Kemampuan tersebut terabadikan secara apik dalam Alquran.

Allah SWT menyampaikan ketika pasukan Sulaiman mendatangi lembah semut. "Berkatalah seekor semut, 'hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya sedangkan mereka tidak menyadari.' Maka, Sulaiman tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. " (QS an-Naml: 18-19)Ketika Sulaiman memeriksa pasukan salah satunya adalah pasukan burung, dia tidak melihat Hudhud. Sulaiman mengancam akan menyembelihnya jika dia pulang tanpa memberi alasan yang benar tentang ketidakhadirannya.

photo
Semut

Ketika Hudhud hadir dan berdiri di depannya, dia berkata kepada Sulaiman, "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya dan aku bawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.

Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar." (QS an-Naml: 22-23).

Hudhud menyampaikan berita tentang Ratu Saba' dan rakyatnya, juga kesyirikan mereka. Lalu, Sulaiman memintanya agar menyampaikan suratnya kepada Ratu Saba' dan meminta balasan Ratu Saba' atas surat Sulaiman.

Sebagian binatang ada yang berbicara kepada Rasulullah SAW dan beliau mengerti apa yang mereka katakan.Seekor unta pernah mengadu kepadanya tentang perlakuan buruk pemiliknya yang selalu memukulinya.

Bukti Nyata Kekuasaan Allah SWT

Terdapat sejumlah pelajaran yang bisa dipetik dari kisah-kisah tentang komunikasi antara hewan dan manusia. Pelajaran yang pertama, kisah-kisah tersebut memberikan nasihat bahwa kekuasaan Allah SWT sangat besar. Umat Islam dapat melihat keagungan kekuasaan Allah yang ditunjukkan melalui perantara makhluk-Nya. Allah mampu mengajarkan hewan untuk berbicara dengan bahasa manusia.

Pelajaran yang kedua, tidak boleh menggunakan hewan untuk sesuatu yang bukan peruntukkannya seperti menggunakan kambing untuk membajak sawah atau sapi untuk ditunggangi dan membawa beban. Allah telah menciptakan binatang untuk menunaikan tugas yang sesuai dengan penciptaan dan kemampuannya.

Pelajaran yang ketiga, Muslim harus mempercayai berita-berita yang disampaikan Alquran atau hadis dengan sanad yang sahih kepada Rasulullah walaupun berita-berita itu aneh. Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara hadis mutawatir dan hadis ahad. Adapun kisah- kisah palsu, dusta, dan hadisnya tidak sahih maka tidak boleh diriwayatkannya kecuali untuk menjelaskan kelemahan dan kepalsuannya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement