REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (10/8) pagi bergerak menguat sebesar enam poin menjadi Rp 14.426 dibanding sebelumnya Rp 14.432 per dolar AS. Sejumlah sentimen dari dalam negeri membawa rupiah menguat terhadap dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan bahwa pergerakan nlai tukar rupiah terbantukan dengan sejumlah sentimen dari dalam negeri diantaranya perpanjangan perjanjian untuk memperpanjang kerja sama Bilateral Local Currency Swap Arrangement (BCSA) antara Bank Indonesia dan Bank Sentral Australia.
"Kerja sama kedua bank sentral itu dapat mengurangi ketergantuangan terhadap dolar AS, sehingga diharapkan rupiah ke depan semakin terjaga," katanya di Jakarta, Jumat (10/8).
Selain itu, lanjut dia, telah ditandatanganinya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 37 Tahun 2018 Perlakuan Perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di bidang usaha pertambangan mineral oleh Pemerintah turut menambah sentimen positif bagi mata uang domestik. "Diharapkan sentimen positif dari dalam negeri itu mengimbangi sentimen global," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, kabar mengenai pengumuman pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden turut mengurangi spekulasi di pasar keuangan domestik. "Ketidakpastian politik setidaknya sedikit berkurang setelah pengumuman calon Presiden dan pendampingnya. Pelaku pasar diharapkan tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat rupiah kembali melemah," katanya.