REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Indonesia membagikan bingkisan kurban kepada masyarakat yang tinggal di Dusun Rante, Desa Tabang, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Dusun ini terletak tepat di kaki Gunung Latimojong.
Kondisi masyarakat di dusun ini jauh dan tidak tersentuh oleh dunia luar. Hanya ada satu jaringan seluler yang mencapai wilayah tersebut, itupun hanya untuk menelepon dan mengirim pesan. Desa Tabang juga hanya bisa dicapai dengan truk, karena jalanan yang ekstrem membelah gunung dan lembah.
Dalam sepuluh tahun terakhir, baru tiga kali hewan kurban menyapa penduduk Desa Tabang yaitu pada tahun 2014, 2015, dan 2016. Seekor sapi disembelih untuk dibagikan kepada pemeluk Islam di sana.
Tahun 2017, kurban kembali absen di desa itu. Setelah satu tahun dilewati tanpa kemeriahan kurban, akhirnya 2018 ini masyarakat Dusun Rante bisa kembali merayakan.
Di hari pertama tasyrik Jumat (23/8) lalu, kurban kembali hadir dan dibagikan bagi penduduk Desa Tabang. Global Qurban-ACT Sulawesi Selatan membawakan seekor sapi untuk penduduk desa tertinggi di Kabupaten Luwu itu.
Sapi yang dibawa langsung diturunkan dan diikat di lapangan belakang sebuah sekolah dasar. Udding selaku imam Desa Tabang, yang melakukan penyembelih sapi. Setelahnya daging sapi pun ditimbang dan dibagikan untuk warga desa.
"Total 81 keluarga Muslim dan prasejahtera menerima daging sapi ini. Alhamdulillah, kami semua senang, ini bermanfaat sekali," ujar Kepala Desa Tabang Asdin dikutip dari laman resmi ACT Indonesia, Ahad (26/8).
Karena lokasinya yang terisolasi, tidak mengherankan mereka hidup untuk komunitasnya sendiri. Ikatan kekerabatan mereka begitu erat, semua orang mengenal satu sama lain.
Ungkapan syukur pun keluar dari orang-orang yang mendapatkan daging kurban. Setelah satu tahun dilalui dengan jarang makan daging, akhirnya mereka bisa menyantap daging di momen yang begitu pas, Iduladha, hari besar umat Islam.
"Saya senang sekali bisa makan daging. Dusun Rante ini merupakan salah satu dusun paling miskin di Desa Tabang. Jarang sekali kami makan daging,” ucap salah satu warga desa Hamria.
Menjelang pukul tujuh, Tim Global Qurban-ACT untuk Kabupaten Luwu pun bersiap pulang. "Kami berharap bahwa kurban yang disampaikan oleh masyarakat melalui Global Qurban betul-betul sampai pada titik pelosok, membahagiakan dan menjadi keberkahan bersama terhadap sesama," kata Penanggung Jawab Program Global Qurban Sulawesi Selatan Nur Ali Akbar.