Kamis 30 Aug 2018 08:28 WIB

Trump Tetap Tunda Latihan Militer dengan Korsel Demi Korut

Menteri Pertahanan AS sebelumnya mengisyarakatkan latihan militer dilanjutkan.

Red: Nur Aini
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump percaya memiliki hubungan baik dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Menurutnya, tidak ada alasan untuk menghabiskan banyak uang sekarang untuk latihan militer dengan Korea Selatan.

Pernyataan itu muncul sehari setelah Menteri Pertahanan AS mengisyaratkan bahwa latihan militer itu dapat dilanjutkan. Gedung Putih, dalam pernyataan Trump di Twitter miliknya, menyatakan presiden AS percaya Korea Utara berada di bawah "tekanan luar biasa" dari Cina. Akan tetapi, Beijing juga memasok Pyongyang dengan bantuan besar, termasuk bahan bakar, pupuk, dan barang. "Itu tidak membantu!" kata pernyataan tersebut.

"Meskipun demikian, Presiden percaya bahwa hubungannya dengan Kim Jong-un sangat bagus dan hangat, dan tidak ada alasan saat ini untuk menghabiskan uang dalam jumlah besar untuk pelatihan perang AS-Korea Selatan," katanya.

"Selain itu, Presiden dapat langsung memulai latihan bersama lagi dengan Korea Selatan, dan Jepang, jika ia menghendakinya. Jika ia melakukannya, latihan itu akan jauh lebih besar daripada sebelumnya," katanya.

Pernyataan itu muncul sesudah Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan, di tengah kerusakan diplomasi dengan Korea Utara atas masalah senjata nuklir, militer AS belum memiliki rencana menunda lagi latihan besar tentara dengan Korea Selatan. Mattis menyatakan tidak ada keputusan tentang latihan besar untuk tahun depan. Namun, ia mencatat bahwa penangguhan latihan pada musim panas ini adalah isyarat iktikad baik.

Trump menemukan banyak tentara Amerika Serikat lengah sesudah pertemuan pada 12 Juni dengan Kim Jong-un. Pertemuan itu mengumumkan bahwa Amerika Serikat menangguhkan latihan musim panas ini dengan Selatan Korea.

Langkah itu secara luas dikecam sebagai kelonggaran dini untuk Korea Utara. Dalam temu puncak pada Juni itu, pertemuan pertama presiden AS dengan pemimpin Korea Utara, Kim setuju dalam arti luas untuk mengupayakan pelucutan nuklir di semenanjung Korea. Tapi, Korea Utara tidak memberikan tanda bersedia melepaskan senjatanya secara sepihak seperti yang diminta pemerintahan Trump.

Trump pada pekan lalu membatalkan kunjungan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo ke Korea Utara hanya beberapa jam sesudah Pompeo mengumumkannya. Secara terbuka ia mengakui untuk pertama kali bahwa upayanya membuat Pyongyang tanpa nuklir terhenti.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement