REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) membuka Diklat Pendalaman Agama Islam Siswa Afghanistan di Istana Wakil Presiden. Dalam pidatonya, Jusuf Kalla berpesan kepada para siswa Afghanistan agar dapat mempelajari Islam moderat di Indonesia.
"Saya harap kalian dapat bergaul sesama generasi muda, dapat belajar kehidupan keislaman di Indonesia yang moderat dan penuh kedamaian," ujar JK, Jumat (31/8).
Diklat tersebut diikuti ratusan siswa dari Afghanistan selama empat bulan. Mereka akan belajar tentang Islam yang moderat di Indonesia melalui sejumlah pesantren. JK mengatakan, program ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menciptakan perdamaian di Afghanistan.
"Tentu saling memberikan informasi, saling tukar pendapt, dan itu sangat bermanfaat untuk masa datang," katanya.
Di hadapan para siswa Afghanistan, JK mengaku prihatin terhadap konflik yang terjadi di Afghanistan. Apalagi, konflik tersebut justru terjadi di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Foto: biro pers setwapres
Ia berharap, para generasi muda Afghanistan dapat berperan untuk menciptakan perdamaian di negaranya. Dia menegaskan, masa depan Afghanistan berada di tangan generasi mudanya.
"Kita juga merasa sedih melihat konflik itu antara rakyat Afghanistan sendiri yang semuanya beragama Islam, kehidupan yang makmur yang sebelumnya sangat tinggi di Afghanistan dapat dicapai kembali dengan generasi muda yang anda semua memiliki masa depan yang penuh harapan, dan tentu untuk memperbaiki atau meningkatkan perdamaian di Afghanistan sendiri," kata JK.
JK berharap, seluruh siswa Afghanistan dapat belajar dari masyarakat Indonesia, terutama mengenai kehidupan berbangsa dan bermasyarakat di tengah perbedaan. Menurut JK, Indonesia merupakan contoh negara Islam yang berusaha menciptakan perdamakan," ujarnya.
Ketua Umum MUI nonaktif Ma'ruf Amin mengatakan, program diklat tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan Indonesia demi terciptanya perdamaian di Afghanistan. Ma'ruf berharap, program beasiswa dan pelatihan ini bisa menjadi pelajaran bagi siswa-siswa asal Afghanistan tentang bagaimana penerapan agama Islam di Indonesia. Selain itu, dia menginginkan siswa Afghanistan ini dapat belajar tentang toleransi dan kerukunan umat beragama di Indonesia.