REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta memastikan daya beli konsumen di Solo baik. Hal itu meski pada Agustus 2018 mengalami deflasi 0,58 persen.
"Angka ini turun jika dibandingkan dengan bulan Juli yang mengalami inflasi 0,09 persen," kata Kepala BPS Kota Surakarta R Bagus Rahmat Susanto di Solo, Senin (3/9).
Ia mengatakan dari sebanyak 119 komoditas yang mengalami perubahan harga, 49 komoditas di antaranya mengalami penurunan harga. Berdasarkan data, 10 komoditas utama penghambat inflasi di antaranya tarif angkutan udara yang mengalami penurunan tarif sebesar 21,65 persen dan memberikan sumbangan terhadap deflasi sebesar 0,1901 persen.
"Selanjutnya ada cabai rawit yang mengalami penurunan harga sebesar 20,82 persen yang memberikan sumbangan terhadap deflasi sebesar 0,0709 persen," katanya.
Selain itu, ada telur ayam yang mengalami penurunan harga sebesar 15,40 persen dan memberikan sumbangan terhadap deflasi sebesar 0,1286 persen. Sementara komoditas beras yang mengalami penurunan harga sebesar 2,34 persen dan memberikan sumbangan terhadap deflasi sebesar 0,1188 persen.
Ia mengatakan deflasi kali ini lebih karena penurunan harga sejumlah komoditas yang biasa terjadi pasca-Lebaran. "Bukan karena penurunan daya beli. Justru ketika harga komoditas turun permintaan konsumen mengalami kenaikan," katanya.
Sementara itu, kata dia, ada beberapa komoditas yang memberikan sumbangan terhadap inflasi. Berdasarkan data, dana pendidikan dan beberapa komoditas mengalami kenaikan harga. "Untuk uang pendidikan ini yang mengalami kenaikan tarif cukup tinggi yaitu uang sekolah SMA yang naik 2,86 persen dan memberikan sumbangan terhadap inflasi sebesar 0,0397 persen," katanya.
Baca: BPS: Agustus 2018 Terjadi Deflasi 0,05 Persen