REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya mendata jumlah warga yang berstatus sebagai penganggur mengalami peningkatan. Angka pengangguran terbuka di Kota Tasikmalaya mencapai 3,5 persen dari jumlah total populasi berusia produktif.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Tasikmalaya, Rahmat Mahmuda menilai tingginya angka pengangguran disebabkan perekonomian yang tidak memuaskan. "Dari tahun ke tahun trennya menurun, cuma tahun ini ada peningkatan sedikit karena mungkin kondisi ekonomi. Kami harapkan tahun depan trennya akan turun lagi," katanya pada wartawan, Rabu (5/9).
Dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik ada sebanyak 21.478 penduduk Kota Tasikmalaya menganggur pada 2017 . Sebanyak 15.394 orang ialah penganggur laki-laki. Adapun jumlah pengangguran perempuan mencapai 6.084 jiwa.
Menurutnya, sejumlah program sudah diadakan pemerintah guna
mengurangi angka pengangguran tersebut. Misalnya, program transmigrasi industri padat karya, penciptaan 5.000 wirausaha baru atau pembukaan keran investasi.
"Mudah-mudahan kalau semuanya berjalan sesuai dengan rencana dan harapan insya Allah banyak tenaga kerja kami yang terserap. Kami juga terus melakukan berbagai pelatihan. Karena apa? Dari yang saya pelajari di lapangan, tenaga kerja kota banyak yang tidak terserap itu karena keterbatasan kemampuan sehingga mereka tidak lolos, tidak mampu memenuhi target kerja," ujarnya.