Kamis 06 Sep 2018 04:55 WIB

Trump Perintahkan Pembunuhan Assad?

Kisah itu dimuat dalam buku Fear: Trump in the White House.

Presiden AS, Donald Trump
Foto: AP Photo/Markus Schreiber
Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri intelijen Israel pada Rabu (5/9) mengaku tidak tahu Presiden Amerika Serikat Donald Trump pernah memerintahkan pembunuhan terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Sebelumnya sebuah buku berjudul Fear: Trump in the White House menceritakan Trump memerintahkan menteri pertahanan membunuh Bashar sebagai balasan atas penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil Suriah pada 2017. Woodward menulis Menteri Pertahanan James Mattis menjawab akan melakukannya.

Namun Mattis justru melakukan hal lain, dengan menggelar serangan udara yang tidak mengancam nyawa Bashar. Trump sendiri menjawab tudingan itu adalah sebuah tipuan terhadap publik. Mattis menyebut buku Woodward sebagai sebuah fiksi yang hanya bisa terjadi di Washington.

"Saya tidak mengetahui adanya perintah itu. Dia (Trump) juga membantahnya," kata Menteri Intelijen Israel Yisrael Katz kepada stasiun radio 102 FM.

"Apa yang bisa saya katakan dalam koordinasi antara Amerika Serikat dan Israel, persoalan rezim di Suriah tentu saja menjadi bahan diskusi," kata Katz.

"Israel tidak punya niat untuk menggulingkan Bashar," kata dia. Meski selama ini menyatakan netral terhadap perang saudara di Suriah, Israel sudah sering menggelar serangan udara di negara tetangganya tersebut dengan target fasilitas militer Iran dan Hizbullah, dua sekutu Bashar yang aktif dalam perang di Suriah.

Sementara itu di sisi lain, Bashar terus menerus menyatakan sikap permusuhan terhadap Israel. Namun Katz mengaku tidak punya alternatif yang lebih baik dibanding Bashar. "Tentu saja Bashar telah melakukan tindakan yang mengerikan. Tetapi kelompok oposisi, ISIS dan yang lainnya, juga tidak lebih baik. Kami sangat berhati-hati dalam hal ini demi kepentingan nasional kami sendiri," kata dia.

Woodward adalah wartawan yang namanya dikenal karena melaporkan skandal Watergate pada 1970-an. Kasus itu berhasil menjadi pemicu turunnya Presiden Richard Nixon. Sejak saat itu dia telah menulis sejumlah buku yang mengungkap segala hal di balik kaca Gedung Putih.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement