REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majunya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres mendapat sorotan dari AM Fatwa. Anggota DPD itu merasa gundah dengan nasib 'Jakarta Baru' setelah Jokowi menjadi capres.
Fatwa mengaku mempunyai harapan besar ketika Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terpilih untuk memimpin DKI Jakarta. Ia menilai masyarakat memberikan dukungan yang besar.
Fatwa menilai itu menjadi modal Jokowi untuk bisa mengatasi persoalan di ibu kota, terutama banjir dan kemacetan. "Luar biasa harapan saya pada Jokowi untuk membenahi Jakarta," kata dia di Jakarta, Selasa (18/3).
Namun, ternyata Jokowi malah maju menjadi capres PDI Perjuangan. Padahal, politisi senior ini sudah pernah menemui langsung Jokowi untuk meminta agar menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Lalu tiba-tiba Ibu Mega sudah umumkan. Tadi malam (Senin, 17/3) saya membuat surat cinta terbuka kepada Jokowi," ujar dia.
Fatwa mengawali suratnya dengan menuliskan, "Kiriman buku kemacetan Jakarta, buku banjir Jakarta, dan penyampaian suasana hati yang sunyi, hampa, dan galau atas nasib 'Jakarta Baru' dengan pencapresan Gubernur Jokowi."
Selain surat, Fatwa memang mengirimkan buku berjudul Mobil Murah dan Kemacetan Jakarta dan Bagaimana Mengatasi Banjir Jakarta.
Selepas memberikan penjelasan singkat mengenai kedua buku itu, Fatwa mengungkapkan, bagaimana dukungannya terhadap Jokowi-Ahok. Fatwa menjelaskan telah memberikan dukungan konstruktif sejak tahap kedua Pilgub DKI 2012.
Meskipun, ujarnya, dengan berbagai risiko kesalahpahaman dari publik. "Namun dengan keyakinan dan perspektif, serta penuh harapan, akan keberhasilan pasangan Jokowi-Ahok memimpin pembangunan Jakarta Baru yang diimpikan," ujar dia.
Sayangnya Jokowi kemudian memilih jalan untuk menjadi capres. Fatwa mencoba menghormati hak politik pribadi dan partai pengusung Jokowi. "Namun secara tanggung jawab moral demokrasi dan asas kepatutan, saya menyayangkan bahwa Gubernur Jokowi telah mengambil langkah politik yang berbeda dengan janji politiknya semasa kampanye," tulis Fatwa.
Dalam suratnya itu, Fatwa mengutip janji Jokowi yang akan memimpin DKI Jakarta selama lima tahun. Namun, kini janji tinggal janji. Bagi Fatwa, surat itu hanya pandangannya sebagai pendukung untuk memberi masukan untuk Jokowi.
"Saya pikir itu cukup soft dan paling tidak menjadi pemikiran. Karena untuk meminta Jokowi mundur dari pencapresan tidak mungkin," ujar dia.